CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Minggu, 08 Juni 2008

perbandingan utama IPv4 dan IPv6

Fundamental IPv6 : Comparison of IPv4 and IPv6
Beberapa perbandingan utama IPv4 dan IPv6
IPv4 IPv6
Panjang
alamat 32 bit (4 bytes) Panjang
alamat 128 bit (16 bytes)
Dikonfigurasi
secara manual atau DHCP IPv4 Tidak
harus dikonfigurasi secara manual, bisa menggunakan address autoconfiguration.
Dukungan
terhadap IPSec opsional Dukungan
terhadap IPSec dibutuhkan
Fragmentasi
dilakukan oleh pengirim dan pada router, menurunkan kinerja router. Fragmentasi
dilakukan hanya oleh pengirim.
Tidak
mensyaratkan ukuran paket pada link-layer dan harus bisa menyusun kembali
paket berukuran 576 byte. Paket
link-layer harus mendukung ukuran paket 1280 byte dan harus bisa menyusun
kembali paket berukuran 1500 byte
Checksum
termasuk pada header. Cheksum
tidak masuk dalam header.
Header
mengandung option. Data
opsional dimasukkan seluruhnya ke dalam extensions
header.
Menggunakan
ARP Request secara broadcast untuk menterjemahkan alamat IPv4 ke alamat
link-layer. ARP
Request telah digantikan oleh Neighbor Solitcitation secara multicast.
Untuk
mengelola keanggotaan grup pada subnet lokal digunakan Internet Group
Management Protocol (IGMP). IGMP
telah digantikan fungsinya oleh Multicast Listener Discovery (MLD).
ali ini kita akan melihat beberapa perbandingan antara IPv4 dan IPv6.
IPv4
• Panjang alamat terdiri dari 32 bit alamat (4 byte).• Dukungan IPsec opsional.
• Tidak ada identifikasi aliran paket untuk penanganan QoS oleh router pada headernya.
• Fragmentasi dilakukan oleh kedua pihak, router dan host pengirim.
• Pada header, disertakan pula checksum.
• Pada header, disertakan pula opsi-opsi tambahan.
• Address Resolution Protocol (ARP) menggunakan frame broadcast ARP Request untuk mengidentifikasikan alamat IPv4 ke alamat link layer.
• Internet Group Management Protocol (IGMP) digunakan untuk mengatur keanggotaan group subnet local.
• ICMP Router Discovery digunakan untuk menentukan alamat IPv4 yang terbaik untuk default gateway, dan ini opsional.
• Alamat Broadcast diperlulakan untuk mengirimkan paket ke semua node dalam satu subnet.
• Harus dikonfigurasi baik secara manual maupun melalui DHCP.
• Menggunakan resource alamat host (A) pada Domain Name System untuk memetakan host name ke alamat IPv4.
• Menggunakan Pointer (PTR) pada INADDR. Domain DNS dari ARPA untuk memetakan alamat IPv4 ke hostname.
• Harus mendukung ukuran paket dengan panjang 576 byte (kemungkinan difragmentasi).
IPv6

• Panjang alamat terdiri dari 128 bit atau 16 byte.• Dukungan IPsec telah mutlak diperlukan.
• Identifikasi aliran paket untuk penanganan QoS oleh router telah included pada header IPv6 menggunakan field Flow Label.
• Fragmentasi tidak dilakukan oleh router, hanya host pengirim saja.
• Pada header tidak disertakan checksum.
• Semua data opsional dipindahkan ke ekstensi IPv6.
• Frame ARP Request digantikan oleh pesan Multicast Neighbor Solicitation.
• IGMP digantikan oleh pesan Multicast Listener Discovery (MLD).
• ICMP Router Discovery, digantikan denan ICMPv6 Router Solicitation dan Router Advertisement Message dan ini bukan hanya opsional tetapi memang diperlukan.
• Pada IPv6 tidak ada alamat broadcast, telah digantikan fungsinya dengan alamat multicast.
• Tidak memerlukan manual konfigurasi atau DHCP untuk dapat digunakan.
• Menggunakan resource alamat host (AAAA) “quad A”pada DNS untuk memetakan alamat hostname ke IPv6.
• Menggunakan Pointer resource (PTR) pada IPv6. INT DNS domain untuk memetakan alamat IPv6 ke hostnamenya.
• Harus mendukung ukuran paket dengan panjang 1280 (Tanpa fragmentasi).
Alamat IP versi 4
Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer di seluruh dunia. Contoh alamat IP versi 4 adalah 192.168.0.3.
Representasi Alamat
Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal bertitik (dotted-decimal notation), yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit. Dalam beberapa buku referensi, format bentuknya adalah w.x.y.z. Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka nilainya berkisar antara 0 hingga 255 (meskipun begitu, terdapat beberapa pengecualian nilai).
Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni:
• Network Identifier/NetID atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada.
Dalam banyak kasus, sebuah alamat network identifier adalah sama dengan segmen jaringan fisik dengan batasan yang dibuat dan didefinisikan oleh router IP. Meskipun demikian, ada beberapa kasus di mana beberapa jaringan logis terdapat di dalam sebuah segmen jaringan fisik yang sama dengan menggunakan sebuah praktek yang disebut sebagai multinetting. Semua sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki alamat network identifier yang sama. Network identifier juga harus bersifat unik dalam sebuah internetwork. Jika semua node di dalam jaringan logis yang sama tidak dikonfigurasikan dengan menggunakan network identifier yang sama, maka terjadilah masalah yang disebut dengan routing error.
Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255.
• Host Identifier/HostID atau Host address (alamat host) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host (dapat berupa workstation, server atau sistem lainnya yang berbasis teknologi TCP/IP) di dalam jaringan. Nilai host identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network identifier/segmen jaringan di mana ia berada.
Jenis-jenis alamat
Alamat IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:
• Alamat Unicast, merupakan alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah internetwork IP. Alamat unicast digunakan dalam komunikasi point-to-point atau one-to-one.
• Alamat Broadcast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap node IP dalam segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi one-to-everyone.
• Alamat Multicast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda. Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many.
Kelas-kelas alamat
Dalam RFC 791, alamat IP versi 4 dibagi ke dalam beberapa kelas, dilihat dari oktet pertamanya, seperti terlihat pada tabel. Sebenarnya yang menjadi pembeda kelas IP versi 4 adalah pola biner yang terdapat dalam oktet pertama (utamanya adalah bit-bit awal/high-order bit), tapi untuk lebih mudah mengingatnya, akan lebih cepat diingat dengan menggunakan representasi desimal.
Kelas Alamat IP Oktet pertama
(desimal)
Oktet pertama
(biner)
Digunakan oleh
Kelas A 1–126 0xxx xxxx Alamat unicast untuk jaringan skala besar

Kelas B 128–191 1xxx xxxx Alamat unicast untuk jaringan skala menengah hingga skala besar
Kelas C 192–223 110x xxxx Alamat unicast untuk jaringan skala kecil
Kelas D 224–239 1110 xxxx Alamat multicast (bukan alamat unicast)
Kelas E 240–255 1111 xxxx Direservasikan;umumnya digunakan sebagai alamat percobaan (eksperimen); (bukan alamat unicast)
Kelas A
Alamat-alamat kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor urut bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit berikutnya—untuk melengkapi oktet pertama—akan membuat sebuah network identifier. 24 bit sisanya (atau tiga oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Ini mengizinkan kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan 16,777,214 host tiap jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan, karena digunakan untuk mekanisme Interprocess Communication (IPC) di dalam mesin yang bersangkutan.
Kelas B
Alamat-alamat kelas B dikhususkan untuk jaringan skala menengah hingga skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu diset ke bilangan biner 10. 14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama), akan membuat sebuah network identifier. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Kelas B dapat memiliki 16,384 network, dan 65,534 host untuk setiap network-nya.
Kelas C
Alamat IP kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama di dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk sebuah network identifier. 8 bit sisanya (sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan host identifier. Ini memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah network, dan 254 host untuk setiap network-nya.


Kelas D
Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast, sehingga berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit pertama di dalam IP kelas D selalu diset ke bilangan biner 1110. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host. Untuk lebih jelas mengenal alamat ini, lihat pada bagian Alamat Multicast IPv4.
Kelas E
Alamat IP kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat "eksperimental" atau percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bit pertama selalu diset kepada bilangan biner 1111. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host.
Kelas Alamat Nilai oktet pertama Bagian untuk Network Identifier Bagian untuk Host Identifier Jumlah jaringan maksimum Jumlah host dalam satu jaringan maksimum
Kelas A 1–126 W X.Y.Z 126 16,777,214
Kelas B 128–191 W.X Y.Z 16,384 65,534
Kelas C 192–223 W.X.Y Z 2,097,152 254
Kelas D 224-239 Multicast IP Address Multicast IP Address Multicast IP Address Multicast IP Address
Kelas E 240-255 Dicadangkan; eksperimen Dicadangkan; eksperimen Dicadangkan; eksperimen Dicadangkan; eksperimen
Catatan: Penggunaan kelas alamat IP sekarang tidak relevan lagi, mengingat sekarang alamat IP sudah tidak menggunakan kelas alamat lagi. Pengemban otoritas Internet telah melihat dengan jelas bahwa alamat yang dibagi ke dalam kelas-kelas seperti di atas sudah tidak mencukupi kebutuhan yang ada saat ini, di saat penggunaan Internet yang semakin meluas. Alamat IPv6 yang baru sekarang tidak menggunakan kelas-kelas seperti alamat IPv4. Alamat yang dibuat tanpa mempedulikan kelas disebut juga dengan classless address.
Alamat Unicast
Setiap antarmuka jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP harus diidentifikasikan dengan menggunakan sebuah alamat logis yang unik, yang disebut dengan alamat unicast (unicast address). Alamat unicast disebut sebagai alamat logis karena alamat ini merupakan alamat yang diterapkan pada lapisan jaringan dalam DARPA Reference Model dan tidak memiliki relasi yang langsung dengan alamat yang digunakan pada lapisan antarmuka jaringan dalam DARPA Reference Model. Sebagai contoh, alamat unicast dapat ditetapkan ke sebuah host dengan antarmuka jaringan dengan teknologi Ethernet, yang memiliki alamat MAC sepanjang 48-bit.
Alamat unicast inilah yang harus digunakan oleh semua host TCP/IP agar dapat saling terhubung. Komponen alamat ini terbagi menjadi dua jenis, yakni alamat host (host identifier) dan alamat jaringan (network identifier).Alamat unicast menggunakan kelas A, B, dan C dari kelas-kelas alamat IP yang telah disebutkan sebelumnya, sehingga ruang alamatnya adalah dari 1.x.y.z hingga 223.x.y.z. Sebuah alamat unicast dibedakan dengan alamat lainnya dengan mengunakan skema subnet mask.
Jenis-jenis alamat unicast
Jika ada sebuah intranet tidak yang terkoneksi ke Internet, semua alamat IP dalam ruangan kelas alamat unicast dapat digunakan. Jika koneksi dilakukan secara langsung (dengan menggunakan teknik routing) atau secara tidak langsung (dengan menggunakan proxy server), maka ada dua jenis alamat yang dapat digunakan di dalam Internet, yaitu public address (alamat publik) dan private address (alamat pribadi).
Alamat publik
alamat publik adalah alamat-alamat yang telah ditetapkan oleh InterNIC dan berisi beberapa buah network identifier yang telah dijamin unik (artinya, tidak ada dua host yang menggunakan alamat yang sama) jika intranet tersebut telah terhubung ke Internet.
Ketika beberapa alamat publik telah ditetapkan, maka beberapa rute dapat diprogram ke dalam sebuah router sehingga lalu lintas data yang menuju alamat publik tersebut dapat mencapai lokasinya. Di internet, lalu lintas ke sebuah alamat publik tujuan dapat dicapai, selama masih terkoneksi dengan internet.
Alamat ilegal
Intranet-intranet pribadi yang tidak memiliki kemauan untuk mengoneksikan intranetnya ke internet dapat memilih alamat apapun yang mereka mau, meskipun menggunakan alamat publik yang telah ditetapkan oleh InterNIC. Jika sebuah organisasi selanjutnya memutuskan untuk menghubungkan intranetnya ke internet, skema alamat yang digunakannya mungkin dapat mengandung alamat-alamat yang mungkin telah ditetapkan oleh InterNIC atau organisasi lainnya. Alamat-alamat tersebut dapat menjadi konflik antara satu dan lainnya, sehingga disebut juga dengan illegal address, yang tidak dapat dihubungi oleh host lainnya.
Alamat Privat
Setiap node IP membutuhkan sebuah alamat IP yang secara global unik terhadap internetwork IP. Pada kasus internet, setiap node di dalam sebuah jaringan yang terhubung ke internet akan membutuhkan sebuah alamat yang unik secara global terhadap internet. Karena perkembangan internet yang sangat amat pesat, organisasi-organisasi yang menghubungkan intranet miliknya ke internet membutuhkan sebuah alamat publik untuk setiap node di dalam intranet miliknya tersebut. Tentu saja, hal ini akan membutuhkan sebuah alamat publik yang unik secara global.
Ketika menganalisis kebutuhan pengalamatan yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi, para desainer internet memiliki pemikiran yaitu bagi kebanyakan organisasi, kebanyakan host di dalam intranet organisasi tersebut tidak harus terhubung secara langsung ke internet. Host-host yang membutuhkan sekumpulan layanan internet, seperti halnya akses terhadap web atau e-mail, biasanya mengakses layanan internet tersebut melalui gateway yang berjalan di atas lapisan aplikasi seperti proxy server atau e-mail server. Hasilnya, kebanyakan organisasi hanya membutuhkan alamat publik dalam jumlah sedikit saja yang nantinya digunakan oleh node-node tersebut (hanya untuk proxy, router, firewall, atau translator alamat jaringan) yang terhubung secara langsung ke internet.
Untuk host-host di dalam sebuah organisasi yang tidak membutuhkan akses langsung ke internet, alamat-alamat IP yang bukan duplikat dari alamat publik yang telah ditetapkan mutlak dibutuhkan. Untuk mengatasi masalah pengalamatan ini, para desainer internet mereservasikan sebagian ruangan alamat IP dan menyebut bagian tersebut sebagai ruangan alamat pribadi. Sebuah alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat pribadi tidak akan digunakan sebagai sebuah alamat publik. Alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat pribadi dikenal juga dengan alamat pribadi atau Private Address. Karena di antara ruangan alamat publik dan ruangan alamat pribadi tidak saling melakukan overlapping, maka alamat pribadi tidak akan menduplikasi alamat publik, dan tidak pula sebaliknya. Sebuah jaringan yang menggunakan alamat IP privat disebut juga dengan jaringan privat atau private network.
Ruangan alamat pribadi yang ditentukan di dalam RFC 1918 didefinisikan di dalam tiga blok alamat berikut:
• 10.0.0.0/8
• 172.16.0.0/12
• 192.168.0.0/16
Sementara itu ada juga sebuah ruang alamat yang digunakan untuk alamat IP privat dalam beberapa sistem operasi:
• 169.254.0.0/16
10.0.0.0/8
Jaringan pribadi (private network) 10.0.0.0/8 merupakan sebuah network identifier kelas A yang mengizinkan alamat IP yang valid dari 10.0.0.1 hingga 10.255.255.254. Jaringan pribadi 10.0.0.0/8 memiliki 24 bit host yang dapat digunakan untuk skema subnetting di dalam sebuah organisasi privat.
172.16.0.0/12
Jaringan pribadi 172.16.0.0/12 dapat diinterpretasikan sebagai sebuah block dari 16 network identifier kelas B atau sebagai sebuah ruangan alamat yang memiliki 20 bit yang dapat ditetapkan sebagai host identifier, yang dapat digunakan dengan menggunakan skema subnetting di dalam sebuah organisasi privat. Alamat jaringan privat 17.16.0.0/12 mengizinkan alamat-alamat IP yang valid dari 172.16.0.1 hingga 172.31.255.254.
192.168.0.0/16
Jaringan pribadi 192.168.0.0/16 dapat diinterpretasikan sebagai sebuah block dari 256 network identifier kelas C atau sebagai sebuah ruangan alamat yang memiliki 16 bit yang dapat ditetapkan sebagai host identifier yang dapat digunakan dengan menggunakan skema subnetting apapun di dalam sebuah organisasi privat. Alamat jaringan privat 192.168.0.0/16 dapat mendukung alamat-alamat IP yang valid dari 192.168.0.1 hingga 192.168.255.254.
169.254.0.0/16
Alamat jaringan ini dapat digunakan sebagai alamat privat karena memang IANA mengalokasikan untuk tidak menggunakannya. Alamat IP yang mungkin dalam ruang alamat ini adalah 169.254.0.1 hingga 169.254.255.254, dengan alamat subnet mask 255.255.0.0. Alamat ini digunakan sebagai alamat IP privat otomatis (dalam Windows, disebut dengan Automatic Private Internet Protocol Addressing (APIPA)).
Hasil dari penggunaan alamat-alamat privat ini oleh banyak organisasi adalah menghindari kehabisan dari alamat publik, mengingat pertumbuhan internet yang sangat pesat.
Ruang alamat Dari alamat Sampai alamat Keterangan
010.000.000.000/8 010.000.000.001 010.255.255.254 Ruang alamat privat yang sangat besar (mereservaskan kelas A untuk digunakan)
172.016.000.000/12 172.016.000.001 172.031.255.254 Ruang alamat privat yang besar (digunakan untuk jaringan menengah hingga besar)
192.168.000.000/16 192.168.000.001 192.168.255.254 Ruang alamat privat yang cukup besar (digunakan untuk jaringan kecil hingga besar)
169.254.000.000/16 169.254.000.001 169.254.255.254 Digunakan oleh fitur Automatic Private Internet Protocol Addressing (APIPA) dalam beberapa sistem operasi.

Karena alamat-alamat IP di dalam ruangan alamat pribadi tidak akan ditetapkan oleh Internet Network Information Center (InterNIC) (atau badan lainnya yang memiliki otoritas) sebagai alamat publik, maka tidak akan pernah ada rute yang menuju ke alamat-alamat pribadi tersebut di dalam router internet. Kompensasinya, alamat pribadi tidak dapat dijangkau dari internet. Oleh karena itu, semua lalu lintas dari sebuah host yang menggunakan sebuah alamat pribadi harus mengirim request tersebut ke sebuah gateway (seperti halnya proxy server), yang memiliki sebuah alamat publik yang valid, atau memiliki alamat pribadi yang telah ditranslasikan ke dalam sebuah alamat IP publik yang valid dengan menggunakan Network Address Translator (NAT) sebelum dikirimkan ke Internet.
Alamat Multicast
Alamat IP Multicast (Multicast IP Address) adalah alamat yang digunakan untuk menyampaikan satu paket kepada banyak penerima. Dalam sebuah intranet yang memiliki alamat multicast IPv4, sebuah paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan diteruskan oleh router ke subjaringan di mana terdapat host-host yang sedang berada dalam kondisi "listening" terhadap lalu lintas jaringan yang dikirimkan ke alamat multicast tersebut. Dengan cara ini, alamat multicast pun menjadi cara yang efisien untuk mengirimkan paket data dari satu sumber ke beberapa tujuan untuk beberapa jenis komunikasi. Alamat multicast didefinisikan dalam RFC 1112.
Alamat-alamat multicast IPv4 didefinisikan dalam ruang alamat kelas D, yakni 224.0.0.0/4, yang berkisar dari 224.0.0.0 hingga 239.255.255.255. Prefiks alamat 224.0.0.0/24 (dari alamat 224.0.0.0 hingga 224.0.0.255) tidak dapat digunakan karena dicadangkan untuk digunakan oleh lalu lintas multicast dalam subnet lokal.
Daftar alamat multicast yang ditetapkan oleh IANA dapat dilihat pada situs IANA.
Alamat Broadcast
Alamat broadcast untuk IP versi 4 digunakan untuk menyampaikan paket-paket data "satu-untuk-semua". Jika sebuah host pengirim yang hendak mengirimkan paket data dengan tujuan alamat broadcast, maka semua node yang terdapat di dalam segmen jaringan tersebut akan menerima paket tersebut dan memprosesnya. Berbeda dengan alamat IP unicast atau alamat IP multicast, alamat IP broadcast hanya dapat digunakan sebagai alamat tujuan saja, sehingga tidak dapat digunakan sebagai alamat sumber.
Ada empat buah jenis alamat IP broadcast, yakni network broadcast, subnet broadcast, all-subnets-directed broadcast, dan Limited Broadcast. Untuk setiap jenis alamat broadcast tersebut, paket IP broadcast akan dialamatkan kepada lapisan antarmuka jaringan dengan menggunakan alamat broadcast yang dimiliki oleh teknologi antarmuka jaringan yang digunakan. Sebagai contoh, untuk jaringan Ethernet dan Token Ring, semua paket broadcast IP akan dikirimkan ke alamat broadcast Ethernet dan Token Ring, yakni 0xFF-FF-FF-FF-FF-FF.
Network Broadcast
Alamat network broadcast IPv4 adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset semua bit host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang menggunakan kelas (classful). Contohnya adalah, dalam NetID 131.107.0.0/16, alamat broadcast-nya adalah 131.107.255.255. Alamat network broadcast digunakan untuk mengirimkan sebuah paket untuk semua host yang terdapat di dalam sebuah jaringan yang berbasis kelas. Router tidak dapat meneruskan paket-paket yang ditujukan dengan alamat network broadcast.
Subnet broadcast
Alamat subnet broadcast adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset semua bit host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang tidak menggunakan kelas (classless). Sebagai contoh, dalam NetID 131.107.26.0/24, alamat broadcast-nya adalah 131.107.26.255. Alamat subnet broadcast digunakan untuk mengirimkan paket ke semua host dalam sebuah jaringan yang telah dibagi dengan cara subnetting, atau supernetting. Router tidak dapat meneruskan paket-paket yang ditujukan dengan alamat subnet broadcast.
Alamat subnet broadcast tidak terdapat di dalam sebuah jaringan yang menggunakan kelas alamat IP, sementara itu, alamat network broadcast tidak terdapat di dalam sebuah jaringan yang tidak menggunakan kelas alamat IP.
All-subnets-directed broadcast
Alamat IP ini adalah alamat broadcast yang dibentuk dengan mengeset semua bit-bit network identifier yang asli yang berbasis kelas menjadi 1 untuk sebuah jaringan dengan alamat tak berkelas (classless). Sebuah paket jaringan yang dialamatkan ke alamat ini akan disampaikan ke semua host dalam semua subnet yang dibentuk dari network identifer yang berbasis kelas yang asli. Contoh untuk alamat ini adalah untuk sebuah network identifier 131.107.26.0/24, alamat all-subnets-directed broadcast untuknya adalah 131.107.255.255. Dengan kata lain, alamat ini adalah alamat jaringan broadcast dari network identifier alamat berbasis kelas yang asli. Dalam contoh di atas, alamat 131.107.26.0/24 yang merupakan alamat kelas B, yang secara default memiliki network identifer 16, maka alamatnya adalah 131.107.255.255.
Semua host dari sebuah jaringan dengan alamat tidak berkelas akan menengarkan dan memproses paket-paket yang dialamatkan ke alamat ini. RFC 922 mengharuskan router IP untuk meneruskan paket yang di-broadcast ke alamat ini ke semua subnet dalam jaringan berkelas yang asli. Meskipun demikian, hal ini belum banyak diimplementasikan.
Dengan banyaknya alamat network identifier yang tidak berkelas, maka alamat ini pun tidak relevan lagi dengan perkembangan jaringan. Menurut RFC 1812, penggunaan alamat jenis ini telah ditinggalkan.
Limited broadcast
Alamat ini adalah alamat yang dibentuk dengan mengeset semua 32 bit alamat IP versi 4 menjadi 1 (11111111111111111111111111111111 atau 255.255.255.255). Alamat ini digunakan ketika sebuah node IP harus melakukan penyampaian data secara one-to-everyone di dalam sebuah jaringan lokal tetapi ia belum mengetahui network identifier-nya. Contoh penggunaanya adalah ketika proses konfigurasi alamat secara otomatis dengan menggunakan Boot Protocol (BOOTP) atau Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP). Sebagai contoh, dengan DHCP, sebuah klien DHCP harus menggunakan alamat ini untuk semua lalu lintas yang dikirimkan hingga server DHCP memberikan sewaan alamat IP kepadanya.
Semua host, yang berbasis kelas atau tanpa kelas akan mendengarkan dan memproses paket jaringan yang dialamatkan ke alamat ini. Meskipun kelihatannya dengan menggunakan alamat ini, paket jaringan akan dikirimkan ke semua node di dalam semua jaringan, ternyata hal ini hanya terjadi di dalam jaringan lokal saja, dan tidak akan pernah diteruskan oleh router IP, mengingat paket data dibatasi saja hanya dalam segmen jaringan lokal saja. Karenanya, alamat ini disebut sebagai limited broadcast.

Berbeda dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang 32-bit (jumlah total alamat yang dapat dicapainya mencapai 4,294,967,296 alamat), alamat IPv6 memiliki panjang 128-bit. IPv4, meskipun total alamatnya mencapai 4 miliar, pada kenyataannya tidak sampai 4 miliar alamat, karena ada beberapa limitasi, sehingga implementasinya saat ini hanya mencapai beberapa ratus juta saja. IPv6, yang memiliki panjang 128-bit, memiliki total alamat yang mungkin hingga 2128=3,4 x 1038 alamat. Total alamat yang sangat besar ini bertujuan untuk menyediakan ruang alamat yang tidak akan habis (hingga beberapa masa ke depan), dan membentuk infrastruktur routing yang disusun secara hierarkis, sehingga mengurangi kompleksitas proses routing dan tabel routing.
Sama seperti halnya IPv4, IPv6 juga mengizinkan adanya DHCP Server sebagai pengatur alamat otomatis. Jika dalam IPv4 terdapat dynamic address dan static address, maka dalam IPv6, konfigurasi alamat dengan menggunakan DHCP Server dinamakan dengan stateful address configuration, sementara jika konfigurasi alamat IPv6 tanpa DHCP Server dinamakan dengan stateless address configuration.
Seperti halnya IPv4 yang menggunakan bit-bit pada tingkat tinggi (high-order bit) sebagai alamat jaringan sementara bit-bit pada tingkat rendah (low-order bit) sebagai alamat host, dalam IPv6 juga terjadi hal serupa. Dalam IPv6, bit-bit pada tingkat tinggi akan digunakan sebagai tanda pengenal jenis alamat IPv6, yang disebut dengan Format Prefix (FP). Dalam IPv6, tidak ada subnet mask, yang ada hanyalah Format Prefix.
Pengalamatan IPv6 didefinisikan dalam RFC 2373.
[sunting] Format Alamat
Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit, yang dapat dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap blok bilangan heksadesimal tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:). Karenanya, format notasi yang digunakan oleh IPv6 juga sering disebut dengan colon-hexadecimal format, berbeda dengan IPv4 yang menggunakan dotted-decimal format.
Berikut ini adalah contoh alamat IPv6 dalam bentuk bilangan biner:
0010000111011010000000001101001100000000000000000010111100111011000000101010101000000000
1111111111111110001010001001110001011010
Untuk menerjemahkannya ke dalam bentuk notasi colon-hexadecimal format, angka-angka biner di atas harus dibagi ke dalam 8 buah blok berukuran 16-bit:
0010000111011010 0000000011010011 0000000000000000 0010111100111011 0000001010101010
0000000011111111 1111111000101000 1001110001011010
Lalu, setiap blok berukuran 16-bit tersebut harus dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal dan setiap bilangan heksadesimal tersebut dipisahkan dengan menggunakan tanda titik dua. Hasil konversinya adalah sebagai berikut:
21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A
[sunting] Penyederhanaan bentuk alamat
Alamat di atas juga dapat disederhanakan lagi dengan membuang angka 0 pada awal setiap blok yang berukuran 16-bit di atas, dengan menyisakan satu digit terakhir. Dengan membuang angka 0, alamat di atas disederhanakan menjadi:
21DA:D3:0:2F3B:2AA:FF:FE28:9C5A
Konvensi pengalamatan IPv6 juga mengizinkan penyederhanaan alamat lebih jauh lagi, yakni dengan membuang banyak karakter 0, pada sebuah alamat yang banyak angka 0-nya. Jika sebuah alamat IPv6 yang direpresentasikan dalam notasi colon-hexadecimal format mengandung beberapa blok 16-bit dengan angka 0, maka alamat tersebut dapat disederhanakan dengan menggunakan tanda dua buah titik dua (::). Untuk menghindari kebingungan, penyederhanaan alamat IPv6 dengan cara ini sebaiknya hanya digunakan sekali saja di dalam satu alamat, karena kemungkinan nantinya pengguna tidak dapat menentukan berapa banyak bit 0 yang direpresentasikan oleh setiap tanda dua titik dua (::) yang terdapat dalam alamat tersebut. Tabel berikut mengilustrasikan cara penggunaan hal ini.
Alamat asli Alamat asli yang disederhanakan Alamat setelah dikompres
FE80:0000:0000:0000:02AA:00FF:FE9A:4CA2 FE80:0:0:0:2AA:FF:FE9A:4CA2 FE80::2AA:FF:FE9A:4CA2
FF02:0000:0000:0000:0000:0000:0000:0002 FF02:0:0:0:0:0:0:2 FF02::2
Untuk menentukan berapa banyak bit bernilai 0 yang dibuang (dan digantikan dengan tanda dua titik dua) dalam sebuah alamat IPv6, dapat dilakukan dengan menghitung berapa banyak blok yang tersedia dalam alamat tersebut, yang kemudian dikurangkan dengan angka 8, dan angka tersebut dikalikan dengan 16. Sebagai contoh, alamat FF02::2 hanya mengandung dua blok alamat (blok FF02 dan blok 2). Maka, jumlah bit yang dibuang adalah (8-2) x 16 = 96 buah bit.
[sunting] Format Prefix
Dalam IPv4, sebuah alamat dalam notasi dotted-decimal format dapat direpresentasikan dengan menggunakan angka prefiks yang merujuk kepada subnet mask. IPv6 juga memiliki angka prefiks, tapi tidak didugnakan untuk merujuk kepada subnet mask, karena memang IPv6 tidak mendukung subnet mask.
Prefiks adalah sebuah bagian dari alamat IP, di mana bit-bit memiliki nilai-nilai yang tetap atau bit-bit tersebut merupakan bagian dari sebuah rute atau subnet identifier. Prefiks dalam IPv6 direpesentasikan dengan cara yang sama seperti halnya prefiks alamat IPv4, yaitu [alamat]/[angka panjang prefiks]. Panjang prefiks mementukan jumlah bit terbesar paling kiri yang membuat prefiks subnet. Sebagai contoh, prefiks sebuah alamat IPv6 dapat direpresentasikan sebagai berikut:
3FFE:2900:D005:F28B::/64
Pada contoh di atas, 64 bit pertama dari alamat tersebut dianggap sebagai prefiks alamat, sementara 64 bit sisanya dianggap sebagai interface ID.
[sunting] Jenis-jenis Alamat IPv6
IPv6 mendukung beberapa jenis format prefix, yakni sebagai berikut:
• Alamat Unicast, yang menyediakan komunikasi secara point-to-point, secara langsung antara dua host dalam sebuah jaringan.
• Alamat Multicast, yang menyediakan metode untuk mengirimkan sebuah paket data ke banyak host yang berada dalam group yang sama. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-many.
• Alamat Anycast, yang menyediakan metode penyampaian paket data kepada anggota terdekat dari sebuah group. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-one-of-many. Alamat ini juga digunakan hanya sebagai alamat tujuan (destination address) dan diberikan hanya kepada router, bukan kepada host-host biasa.
Jika dilihat dari cakupan alamatnya, alamat unicast dan anycast terbagi menjadi alamat-alamat berikut:
• Link-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam satu subnet.
• Site-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam sebuah intranet.
• Global Address, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam Internet berbasis IPv6.
Sementara itu, cakupan alamat multicast dimasukkan ke dalam struktur alamat.
[sunting] Unicast Address
Alamat IPv6 unicast dapat diimplementasikan dalam berbagai jenis alamat, yakni:
• Alamat unicast global
• Alamat unicast site-local
• Alamat unicast link-local
• Alamat unicast yang belum ditentukan (unicast unspecified address)
• Alamat unicast loopback
• Alamat unicast 6to4
• Alamat unicast ISATAP
[sunting] Unicast global addresses
Alamat unicast global IPv6 mirip dengan alamat publik dalam alamat IPv4. Dikenal juga sebagai Aggregatable Global Unicast Address. Seperti halnya alamat publik IPv4 yang dapat secara global dirujuk oleh host-host di Internet dengan menggunakan proses routing, alamat ini juga mengimplementasikan hal serupa. Struktur alamat IPv6 unicast global terbagi menjadi topologi tiga level (Public, Site, dan Node).
Field Panjang Keterangan
001 3 bit Berfungsi sebagai tanda pengenal alamat, bahwa alamat ini adalah sebuah alamat IPv6 Unicast Global.
Top Level Aggregation Identifier (TLA ID) 13 bit Berfungsi sebagai level tertinggi dalam hierarki routing. TLA ID diatur oleh Internet Assigned Name Authority (IANA), yang mengalokasikannya ke dalam daftar Internet registry, yang kemudian mengolasikan sebuah TLA ID ke sebuah ISP global.
Res 8 bit Direservasikan untuk penggunaan pada masa yang akan datang (mungkin untuk memperluas TLA ID atau NLA ID).
Next Level Aggregation Identifier (NLA ID) 24 bit Berfungsi sebagai tanda pengenal milik situs (site) kustomer tertentu.
Site Level Aggregation Identifier (SLA ID) 16 bit Mengizinkan hingga 65536 (216) subnet dalam sebuah situs individu. SLA ID ditetapkan di dalam sebuah site. ISP tidak dapat mengubah bagian alamat ini.
Interface ID 64 bit Berfungsi sebagai alamat dari sebuah node dalam subnet yang spesifik (yang ditentukan oleh SLA ID).
[sunting] Unicast site-local addresses
Alamat unicast site-local IPv6 mirip dengan alamat privat dalam IPv4. Ruang lingkup dari sebuah alamat terdapat pada internetwork dalam sebuah site milik sebuah organisasi. Penggunaan alamat unicast global dan unicast site-local dalam sebuah jaringan adalah mungkin dilakukan. Prefiks yang digunakan oleh alamat ini adalah FEC0::/48.
Field Panjang Keterangan
111111101100000000000000000000000000000000000000 48 bit Nilai ketetapan alamat unicast site-local
Subnet Identifier 16 bit Mengizinkan hingga 65536 (216) subnet dalam sebuah struktur subnet datar. Administrator juga dapat membagi bit-bit yang yang memiliki nilai tinggi (high-order bit) untuk membuat sebuah infrastruktur routing hierarkis.
Interface Identifier 64 bit Berfungsi sebagai alamat dari sebuah node dalam subnet yang spesifik.
[sunting] Unicast link-local address
Alamat unicast link-local adalah alamat yang digunakan oleh host-host dalam subnet yang sama. Alamat ini mirip dengan konfigurasi APIPA (Automatic Private Internet Protocol Addressing) dalam sistem operasi Microsoft Windows XP ke atas. host-host yang berada di dalam subnet yang sama akan menggunakan alamat-alamat ini secara otomatis agar dapat berkomunikasi. Alamat ini juga memiliki fungsi resolusi alamat, yang disebut dengan Neighbor Discovery. Prefiks alamat yang digunakan oleh jenis alamat ini adalah FE80::/64.
Field Panjang Keterangan
1111111010000000000000000000000000000000000000000000000000000000 64 bit Berfungsi sebagai tanda pengenal alamat unicast link-local.
Interface ID 64 bit Berfungsi sebagai alamat dari sebuah node dalam subnet yang spesifik.
[sunting] Unicast unspecified address
Alamat unicast yang belum ditentukan adalah alamat yang belum ditentukan oleh seorang administrator atau tidak menemukan sebuah DHCP Server untuk meminta alamat. Alamat ini sama dengan alamat IPv4 yang belum ditentukan, yakni 0.0.0.0. Nilai alamat ini dalam IPv6 adalah 0:0:0:0:0:0:0:0 atau dapat disingkat menjadi dua titik dua (::).
[sunting] Unicast Loopback Address
Alamat unicast loopback adalah sebuah alamat yang digunakan untuk mekanisme interprocess communication (IPC) dalam sebuah host. Dalam IPv4, alamat yang ditetapkan adalah 127.0.0.1, sementara dalam IPv6 adalah 0:0:0:0:0:0:0:1, atau ::1.
[sunting] Unicast 6to4 Address
Alamat unicast 6to4 adalah alamat yang digunakan oleh dua host IPv4 dan IPv6 dalam Internet IPv4 agar dapat saling berkomunikasi. Alamat ini sering digunakan sebagai pengganti alamat publik IPv4. Alamat ini aslinya menggunakan prefiks alamat 2002::/16, dengan tambahan 32 bit dari alamat publik IPv4 untuk membuat sebuah prefiks dengan panjang 48-bit, dengan format 2002:WWXX:YYZZ::/48, di mana WWXX dan YYZZ adalah representasi dalam notasi colon-decimal format dari notasi dotted-decimal format w.x.y.z dari alamat publik IPv4. Sebagai contoh alamat IPv4 157.60.91.123 diterjemahkan menjadi alamat IPv6 2002:9D3C:5B7B::/48.
Meskipun demikian, alamat ini sering ditulis dalam format IPv6 Unicast global address, yakni 2002:WWXX:YYZZ:SLA ID:Interface ID.
[sunting] Unicast ISATAP Address
Alamat Unicast ISATAP adalah sebuah alamat yang digunakan oleh dua host IPv4 dan IPv6 dalam sebuah Intranet IPv4 agar dapat saling berkomunikasi. Alamat ini menggabungkan prefiks alamat unicast link-local, alamat unicast site-local atau alamat unicast global (yang dapat berupa prefiks alamat 6to4) yang berukuran 64-bit dengan 32-bit ISATAP Identifier (0000:5EFE), lalu diikuti dengan 32-bit alamat IPv4 yang dimiliki oleh interface atau sebuah host. Prefiks yang digunakan dalam alamat ini dinamakan dengan subnet prefix. Meski alamat 6to4 hanya dapat menangani alamat IPv4 publik saja, alamat ISATAP dapat menangani alamat pribadi IPv4 dan alamat publik IPv4.
[sunting] Multicast Address
Alamat multicast IPv6 sama seperti halnya alamat multicast pada IPv4. Paket-paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan disampaikan terhadap semua interface yang dikenali oleh alamat tersebut. Prefiks alamat yang digunakan oleh alamat multicast IPv6 adalah FF00::/8.
Field Panjang Keterangan
11111111 8 bit Tanda pengenal bahwa alamat ini adalah alamat multicast.
Flags 4 bit Berfungsi sebagai tanda pengenal apakah alamat ini adalah alamat transient atau bukan. Jika nilainya 0, maka alamat ini bukan alamat transient, dan alamat ini merujuk kepada alamat multicast yang ditetapkan secara permanen. Jika nilainya 1, maka alamat ini adalah alamat transient.
Scope 4 bit Berfungsi untuk mengindikasikan cakupan lalu lintas multicast, seperti halnya interface-local, link-local, site-local, organization-local atau global.
Group ID 112 bit Berfungsi sebagai tanda pengenal group multicast
[sunting] Anycast Address
Alamat Anycast dalam IPv6 mirip dengan alamat anycast dalam IPv4, tapi diimplementasikan dengan cara yang lebih efisien dibandingkan dengan IPv4. Umumnya, alamat anycast digunakan oleh Internet Service Provider (ISP) yang memiliki banyak klien. Meskipun alamat anycast menggunakan ruang alamat unicast, tapi fungsinya berbeda daripada alamat unicast.
IPv6 menggunakan alamat anycast untuk mengidentifikasikan beberapa interface yang berbeda. IPv6 akan menyampaikan paket-paket yang dialamatkan ke sebuah alamat anycast ke interface terdekat yang dikenali oleh alamat tersebut. Hal ini sangat berbeda dengan alamat multicast, yang menyampaikan paket ke banyak penerima, karena alamat anycast akan menyampaikan paket kepada salah satu dari banyak penerima.

[sunting] Pranala luar
• Portal IPv6 Detik.Com (Accessible if your ipv6 enabled)
• Blog IPv6 Indonesia
• Blog Belajar IPv6
• Konfigurasi Sederhana IPv6 di Cisco /Rahman Isnaini
• Konfigurasi Sederhana Postfix IPv6 /Jamalul Izza & Rahman Isnaini
• IPv6 Enabled Website PT IndoInternet
• IPv4/IPv6 Check IP Tools Ervin Taufik
• IPv6 Task Forces & The IPv6 Portal
• IPv6 Forum ... Driving Deployment
• Why you want IPv6 (linuxreviews.org)
• http://www.iana.org/assignments/ipv6-address-space
• http://www.kame.net/
• http://www.freeswan.org/
• CNET Asia Staff. (2003). Report: Japan, China, S. Korea developing next Net. Retrieved January 14, 2003.
• http://www.moonv6.org/
• IPng Implementations (Host and Router Implementations)
• - Current Status
• Overview of IPng/IPv6, provided by one of the co-chairs of the SIPP working group.
• Open Contributors' Corporation for Advanced Internet Development

Sabtu, 26 April 2008

Frequency Division Multiplexing

Frequency Division Multiplexing

Pengrtian Frequency-Division Multiplexing

Pada Frequency-Division Multiplexing (FDM), sinyal digenerasikan dengan cara masing – masing mengirimkan modulasi yang berbeda sebagai frekuensi yang membawa sinyal tersebut. Sinyal modulasi tersebut kemudian digabungkan menjadi satu sinyal komposit yang dapat dipindahkan dengan menggunakan hubungan – hubungan yang ada. Frekuensi pembawa harus berbeda untuk mengakomodasikan setiap modulasi dan demodulasi pada setiap sinyal. Multiplexing ini mengirimkan sinyal dengan menggunakan frekuensi, dimana beberapa sinyal dapat dikirimkan melalui frekuensi yang berbeda dan setiap frekuensi tersebut digabungkan menjadi satu sinyal komposit. Untuk memudahkan anda memahami FDM, perhatikan contoh berikut, misalkan pada transmisi radio FM menggunakan frekuensi yang berbeda sebesar 40 kHz untuk memisahkan sinyal audio pada saluran kanan dan saluran kiri. Sehingga suara yang akan keluar nanti tepat sesuai dengan yang diinginkan
Contents
• 1 Cara Kerja FDM
• 1.1 Proses De-Multiplexing pada FDM
• 2 Telepon
• 2.1 Diagram Level 1
• 2.2 Diagram Level 2
2.3 Diagram Level 3
Cara Kerja FDM
Gambar dibawah mengilustrasikan proses multiplexing pada FDM. Komputer terminal pertama mengirimkan sinyal berupa “1010” dimana secara bersamaan terminal kedua juga mengirimkan sinyal “0110”. Proses multiplexing dimulai dengan mengajukan amplitude modulasi ke dalam setiap sinyal dengan menggunakan frekuensi pembawa yang dibedakan dengan nama f1 dan f2. Kemudian kedua sinyal tersebut digabungkan menjadi satu lalu dikirim. Pada gambar dibawah, pembawa sinyal ditunjukkan dengan warna hitam, sedangkan sinyal modulasi ditunjukkan dengan warna merah.
Proses De-Multiplexing pada FDM
pada proses de-multiplexing, kita menggunakan filter untuk mengembalikan sinyal yang telah digabungkan menjadi beberapa bagian sinyal - sinyal. Kemudian masing – masing sinyal akan melewati proses demodulasi amplitudo untuk memisahkan sinyal pembawa dengan sinyal pesan. Setelah itu sinyal pesan akan dikirimkan kepada penerimanya. Berikut adalah gambar dari proses de-multiplexing.
FDM juga dapat digunakan untuk menggabungkan beberapa sinyal sebelum modulasi akhir ke dalam gelombang pembawa. Misalkan, sebuah transmisi stereo FM, dimana sebuah 38 kHz pembawa digunakan untuk memisahkan perbedaan sinyal antara sinyal kanan dan kiri. Pada televisi pemisahan juga terjadi untuk memisahkan antara sinyal audio, video, dan warna. DSL juga menggunakan perbedaan frekuensi untuk suara. Dimana FDM digunakan untuk mengijinkan beberapa pengguna untuk membagi channel komunikasi fisikal, disebut juga dengan frequency divison multiple access (FDMA). FDMA sudah lama digunakan untuk memisahkan sinyal radio dari transmisi yang berbeda
Telepon
Pada pertengahan abad ke 20, jaringan telepon menggunakan FDM untuk membawa sejumlah channel suara dalam sebuah sirkuit fisikal. Pada skema single sideband modulation, ada 12 channel suara yang akan dimodulasikan kedalam pembawa dengan kapasitas 4 kHz. Sinyal komposit, menggabungkan frekuensi dengan jarak antara 60 – 108 kHz kedalam sebuah kelompok. Apabila gilirannya tiba, lima grup akan digabungkan menjadi sebuah super grup dengan metode yang sama, dimana super grup tersebut mengandung 60 channel suara. Pada system dengan jarak yang jauh, super grup akan digabungkan kembali menjadi master grup dengan 300 channel suara (Eropa) atau 600 channel suara (AT&T Long Lines L-Carrier) untuk transmisi dengan kabel coaxial atau gelombang mikro. Bahkan ada multiplexing dengan level yang lebih tinggi, dan itu memungkinkan untuk mengirimkan ribuan channel suara melalui sebuah sirkuit tunggal. Diagram berikut akan menunjukkan proses dari Bell System A Type Channel Bank dalam membuat master grup dalam tiga tahap.
Pada akhir abad ke 20, sirkuit suara FDM sudah menjadi sangat langka. System telepon modern telah menggunakan transmisi digital, dimana transmisi tersebut menggunakan system TDM.
Dalam makalah singkat ini akan diulas mengenai teknologi Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) pada komunikasi wireless. Pembahasan meliputi sejarah, prinsip kerja, keunggulan dan kelemahannya. Dan pada bagian akhir akan diperkenalkan pula beberapa studi mengenai OFDM ini.
Orthogonal Frequency Division Multiplexing
1. Pengertian Orthogonal Frequency Division Multiplexing
OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) adalah sebuah teknik transmisi yang menggunakan beberapa buah frekuensi yang saling tegak lurus (orthogonal). Pada saat ini, OFDM telah dijadikan standar dan dioperasikan di Eropa yaitu pada Proyek DAB (Digital Audio Broadcast)[11], selain itu juga digunakan pada HDSL(High Bit-rate Digital Subscriber Lines; 1.6 Mbps)[9], VHDSL (Very High Speed Digital Subscriber Lines; 100 Mbps)[9] , HDTV (High Definition Television)[10] dan juga komunikasi radio[5][7][8]. Teknologi ini sebenarnya sudah pernah diusulkan pada sekitar tahun 1950[1-4], dan penyusunan teori-teori dasar dari OFDM sudah selesai sekitar tahun 1960. Pada tahun 1966, OFDM telah dipatenkan di Amerika[4]. Kemudian pada tahun 1970-an, muncul beberapa buah paper yang mengusulkan untuk mengaplikasikan DFT (Discrete Fourier Transform) pada OFDM[6], dan sejak tahun 1985 muncul beberapa paper yang memikirkan pengaplikasian tekonologi OFDM ini pada komunikasi wireless.
Akhir-akhir ini teknologi OFDM ini kembali menjadi bahan pembicaraan para pakar komunikasi, hal ini tak dapat dipisahkan dari pesatnya perkembangan teknologi LSI. Karena sebelum teknologi LSI berkembang, meskipun secara teori sangat menjanjikan, tapi OFDM dianggap kurang aplikatif karena terlalu rumit.
2. Prinsip dasar OFDM
OFDM adalah sebuah teknik transmisi dengan banyak frekuensi (multicarrier), menggunakan Discrete Fourier Transfor (DFT). Bagan dasar dari OFDM ditampilkan pada gambar.1.
Cara kerjanya adalah sebagai berikut. Deretan data informasi yang akan dikirim dikonversikan kedalam bentuk parallel, sehingga bila bit rate semula adalah R , maka bit rate di tiap-tiap jalur parallel adalah R/M dimana M adalah jumlah jalur parallel (sama dengan jumlah sub-carrier). Setelah itu, modulasi dilakukan pada tiap-tiap sub-carrier. Modulasi ini bisa berupa BPSK, QPSK, QAM atau yang lain, tapi ketiga teknik tersebut sering digunakan pada OFDM. Kemudian sinyal yang telah termodulasi tersebut diaplikasikan ke dalam Inverse Discrete Fourier Transform (IDFT), untuk pembuatan simbol OFDM. Penggunaan IDFT ini memungkinkan pengalokasian frekuensi yang saling tegak lurus (orthogonal), mengenai hal ini akan dijelaskan lebih lanjut. Setelah itu simbol-simbol OFDM dikonversikan lagi kedalam bentuk serial, dan kemudian sinyal dikirim.
Sinyal yang terkirim tersebut, dalam persamaan matematik bisa diekspresikan sebagai berikut,
Dimana Re(.) adalah bagian real dari persamaan, f(t) adalah respons implus dari filter transmisi, T adalah periode simbol, v o adalah frekuensi pembawa (carrier frequency) dalam bentuk radian, j adalah fase pembawa (carrier phase), dan bn adalah data informasi yang telah termodulasi yang menjadi input dari IDFT.
Untuk mempermudah, maka pembahasan mengenai keadaan sinyal ketika melewai jalur komunikasi (channel) akan dibahas pada bagian lain.
Sedangkan pada stasiun penerima, dilakukan operasi yang berkebalikan dengan apa yang dilakukan di stasiun pengirim. Mulai dari konversi dari serial ke parallel, kemudian konversi sinyal parallel dengan Fast Fourier Transform (FFT), setelah itu demodulasi, konversi parallel ke serial, dan akhirnya kembali menjadi bentuk data informasi.
3. Apa yang dimaksud dengan Orthogonal ?
Istilah orthogonal dalam Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) mengandung makna hubungan matematis antara frekuensi-frekuensi yang digunakan. Dengan persamaan matematika bisa diekspresikan sebagai berikut, dua buah kumpulan sinyal dikatakan orthogonal bila,
4. Pemakaian frekuensi yang saling orthogonal
Pemakaian frekuensi yang saling orthogonal pada OFDM memungkinkan overlap antar frekuensi tanpa menimbulkan interferensi satu sama lain. Ada beberapa kumpulan sinyal yang orthogonal, salah satunya yang cukup sering kita gunakan adalah sinyal sinus, sebagaimana diperlihatkan pada gambar.2.
Keunggulan
Efisien dalam pemakaian frekuensi
Untuk memperjelas perbedaan OFDM, baik dalam operasi dasarnya maupun dalam segi efisiensi spektrumnya, dengan sistem single carrier, dan juga dengan sistem multicarrier konvensional, bisa dilihat pada Gambar.3. Dari gambar tersebut bisa dilihat, bahwa OFDM adalah salah satu jenis dari multicarrier (FDM), tetapi memiliki efisensi pemakaian frekuensi yang jauh lebih baik. Pada OFDM overlap antar frekuensi yang bersebelahan diperbolehkan, karena masing-masing sudah saling orthogonal, sedangkan pada sistem multicarrier konvensional untuk mencegah interferensi antar frekuensi yang bersebelahan perlu diselipkan frekuensi penghalang (guard band), dimana hal ini memiliki efek samping berupa menurunnya kecepatan transmisi bila dibandingkan dengan sistem single carrier dengan lebar spektrum yang sama. Sehingga salah satu karakteristik dari OFDM adalah tingginya tingkat efisiensi dalam pemakaian frekuensi. Selain itu pada multicarrier konvensional juga diperlukan band pass filter sebanyak frekuensi yang digunakan, sedangkan pada OFDM cukup menggunakan FFT saja.
1. Kuat menghadapi frequency selective fading
Karakter utama yang lain dari OFDM adalah kuat menghadapi frequency selective fading. Dengan menggunakan teknologi OFDM, meskipun jalur komunikasi yang digunakan memiliki karakteristik frequencyselective fading (dimana bandwidth dari channel lebih sempit daripada bandwidth dari transmisi sehingga mengakibatkan pelemahan daya terima secara tidak seragam pada beberapa frekuensi tertentu), tetapi tiap sub carrier dari sistem OFDM hanya mengalami flat fading (pelemahan daya terima secara seragam). Pelemahan yang disebabkan oleh flat fading ini lebih mudah dikendalikan, sehingga performansi dari sistem mudah untuk ditingkatkan.
Teknologi OFDM bisa mengubah frequency selective fading menjadi flat fading, karena meskipun sistem secara keseluruhan memiliki kecepatan transmisi yang sangat tinggi sehingga mempunyai bandwidth yang lebar, karena transmisi menggunakan subcarrier (frekuensi pembawa) dengan jumlah yang sangat banyak, sehingga kecepatan transmisi di tiap subcarrier sangat rendah dan bandwidth dari tiap subcarrier sangat sempit, lebih sempit daripada coherence bandwidth (lebar daripada bandwidth yang memiliki karakteristik yang relatif sama). Perubahan dari frequency selective fading menjadi flat fading bisa diilustrasikan seperti gambar 4.
Tidak sensitif terhadap sinyal tunda
Keuntungan yang lainnya adalah, dengan rendahnya kecepatan transmisi di tiap subcarrier berarti periode simbolnya menjadi lebih panjang sehinnga kesensitifan sistem terhadap delay spread (penyebaran sinyal-sinyal yang datang terlambat) menjadi relatif berkurang.
5. Kelemahan
Sebagai sebuah sistem buatan menusia, tentunya teknologi OFDM pun tak luput dari kekurangan-kekurangan. Diantaranya, yang sangat menonjol dan sudah lama menjadi topik penelitian adalah frequency offset dan nonlinear distortion (distorsi nonlinear).
Frequency Offset
Sistem ini sangat sensitif terhadap carrier frequency offset yang disebabkan oleh jitter pada gelombang pembawa (carrier wave) dan juga terhadap Efek Doppler yang disebabkan oleh pergerakan baik oleh stasiun pengirim maupun stasiun penerima.
Distorsi Nonlinear
Teknologi OFDM adalah sebuah sistem modulasi yang menggunakan multi-frekuensi dan multi-amplitudo, sehingga sistem ini mudah terkontaminasi oleh distorsi nonlinear yang terjadi pada amplifier dari daya transmisi.
Sinkronisasi Sinyal
Pada stasiun penerima, menentukan start point untuk memulai operasi Fast Fourier Transform (FFT) ketika sinyal OFDM tiba di stasiun penerima adalah hal yang relatif sulit. Atau dengan kata lain, sinkronisasi daripada sinyal OFDM adalah hal yang sulit.
6. Beberapa studi
Guard interval
Pada OFDM, sinyal didesain sedemikian rupa agar orthogonal, sehingga bila tidak ada distorsi pada jalur komunikasi yang menyebabkan ISI(intersymbol interference) dan ICI(intercarrier interference), maka setiap subchannel akan bisa dipisahkan stasiun penerima dengan menggunakan DFT. Tetapi pada kenyataannya tidak semudah itu. Karena pembatasan spektrum dari sinyal OFDM tidak strict, sehingga terjadi distorsi linear yang mengakibatkan energi pada tiap-tiap subchannel menyebar ke subchannel di sekitarnya, dan pada akhirnya ini akan menyebabkan interferensi antar simbol (ISI). Solusi yang termudah adalah dengan menambah jumlah subchannel sehingga periode simbol menjadi lebih panjang, dan distorsi bisa diabaikan bila dipandingkan dengan periode simbol. Tetapi cara diatas tidak aplikatif, karena sulit mempertahankan stabilitas carrier dan juga menghadapi Doppler Shift. Selain itu, kemampuan FFT juga ada batasnya.
Pendekatan yang relatif sering digunakan untuk memecahkan masalah ini adalah dengan menyisipkan guard interval (interval penghalang) secara periodik pada tiap simbol OFDM. Sehingga total dari periode simbol menjadi

T total = T guard + T symbol (3)
Cara penyisipan diilustrasikan pada gambar 5, sedangkan efek dari penyisipan interval penghalang ini bisa diilustrasikan pada gambar.6.
7. Kombinasi dengan CDMA
Pada sekitar tahun 1994, ada beberapa paper yang mengusulkan kombinasi antara teknologi OFDM dengan teknologi CDMA (Code Division Multiple Access)[5][12][13][14], yaitu menggunakan OFDM untuk modulasi tiap stasiun dan menggunakan CDMA untuk multiple access, yaitu penggabungan sinyal-sinyal dari beberapa stasiun pengirim pada sebuah jalur komunikasi yang harus digunakan secara bersama. Tema penelitian ini cukup meramaikan jurnal-jurnal komunikasi tingkat internasional seperti IEEE Transaction on Communiation, IEEE Journal on Selected Areas of Communication, IEEE Vehicular Technology, dan lain-lain. Alasan utama banyaknya perhatian terhadap teknologi ini, karena kemampuannya untuk menggabungkan keistimewaan dari CDMA yang terkenal sangat tahan terhadap interferensi, dengan keistimewaan-keistimewaan dari OFDM seperti yang sudah disebutkan diatas. Metode OFDM CDMA ini juga memungkinkan pemakaian CDMA untuk pengiriman data berkekecapatan tinggi.
Demikian uraian singkat mengenai teknologi OFDM. Karena teknologi ini memiliki demikian banyak kelebihan khususnya dalam hal efisiensi pemakaian frekuensi dan kemampuan transmisi kecepatan tinggi, maka banyak penelitian-penelitian yang mencoba mengadopsi teknologi OFDM ini dengan teknologi-teknologi lain. Penelitian tersebut tentunya harus diiringi dengan perbaikan performansi dari teknologi OFDM itu sendiri. Sehingga masih banyak tema penelitian yang bisa dikembangkan dari teknologi ini.


Time-Division Multiplexing
Sejarah
TDM adalah suatu teknik synchronous yang ditemukan sejak Perang Dunia II untuk meghubungkan percakapan antara Churchill dan Roosevelt yang terpisahkan oleh samudera atlantik. Pada awal tahun 1960-an, seorang ilmuwan dari Laboratorium Graham Bell telah mengembangkan sitem T1 yang pertama pada Saluran Bank yang mengkombinasikan 24 suara digital dalam membacakan daftar hadir melalui suatu 4 buah batang tembaga yang terletak diantara saklar analog pada kantor pusat milik G.Bell. Sebuah saluran bank memili kecepatan 1.544 Mbits/s sinyal digital. Setiap sinyalnya terdiri dari 24 byte dan setiap byte mewakili sebuah telepon tunggal dengan sinyal rata-rata 64 Kbits/s. Saluran suatu bank menggunakan beberapa byte dengan posisi yang telah ditentukan untuk menentukan suara yang mana termasuk ke dalamnya.

Pengertian Time-Division Multiplexing
(TDM) adalah suatu jenis digital yang terdiri dari banyak bagian di mana teradapat dua atau lebih saluran yang sama diperoleh dari spektrum frekwensi yang diberikan yaitu, bit arus, atau dengan menyisipkan detakan-detakan yang mewakili bit dari saluran berbeda. Dalam beberapa TDM sistem, detakan yang berurutan menghadirkan bit dari saluran yang berurutan seperti saluran suara pada sistem T1. Pada sistem yang lainnya saluran-saluran yang berbeda secara bergiliran menggunakan saluran itu dengan membuat sebuah kelompok yang berdasarkan pada pulse-times (hal seperti ini disebut dengan time slot). Apakah yang menjadi ciri dari TDM yang tidak beraturan (kasar), adalah belum ditempatkannya time slot pada saluran-saluran ( channels ) yang telah ditentukan.
Proses Transmisi TDM
Akan ada beberapa sinyal informasi yang akan masuk ke dalam Multiplexer dari TDM, sinyal-sinyal tersebut memiliki bit rate yang rendah dengan sumber sinyal yang berbeda-beda. Ketika sinyal tersebut memasuki Multiplexer, maka sinyal akan melalui sebuah switch rotary yang menyebabkan sinyal informasi yang sebelumnya telah disampling itu akan dibuat berubah-ubah tiap detiknya. Hasil Output dari switch ini adalah merupakan gelombang PAM (Pulse Amplitude Modulation) yang mengandung sample-sample dari sinyal informasi yang periodic terhadap waktu.
Setelah melalui multiplex, sinyal kemudian ditransmisi dengan membagi-bagi sample inomasi berdasar (Hold Time/Jumlah Kanal). Kanal transmisi ini merupakan sebuah kanal dengan rangkaian yang disinkronisasikan. Kanal sinkron ini dibutuhkan untuk membangun tiap kelompok dari sample dan membagi sample-samle tepat ke dalam frame nya.
Ketika sinyal transmisi memasuki demultiplexer, gabungan sinyal yang ber-bit-rate tinggi (sinyal transmisi) dibagi-bagi kembali menjadi sinyal informasi seperti sinyal informasi awal yang ber-bit-rate rendah. Kemudian akan ada rotary switch pula disana yang akan mengarahkan sinyal-sinyal ke tujuan masing-masing dari sinyal itu.
Pada Multiplexer terdapat filter yang berfungsi melewatkan sinyal dengan frekuensi rendah, dan pada demultiplexer akan terdapat filter yang bertujuan untuk mendapatkan sinyal keluaran yang akan sama dengan sinyal informasi inputnya.


Contoh system untuk wireline telephony network
Pada Amerika bagian utara terdapat suatu system wireline untuk telephony system yang menggunakan proses TDM, yakni T1. Gelombang suara dari percakapan telephone di sample sekali setiap 125 msec, dan tiap sample di convert menjadi 8 bit data digital. Dengan menggunakan tehnik ini, kecepatan transmisi 64000 bits/sec dibutuhkan untuk mentransmit suara tersebut. T1 line sebenarnya merupakan sebuah channel yang mampu mentransmit pada kecepatan 1,544 Mbit/sec. Kecepatan transmit ini lebih besar disbanding kabel telephone pada umumnya, sehingga TDM digunakan untuk mengijinkan sebuah T1 line untuk membawa 24 sinyal suara yang berbeda. Dengan satu frame terdiri dari 193 bit, maka kecepatan tiap framenya:

Contoh penggunaan TDM
• PDH dan SDH transmisi jaringan baku
• GSM pada sistem telepon
• Saluran kiri-kanan pada sebuah kacamata yang menggunakan cairan Stereoskopis Crystle
TDM adalah rata-rata dari sinyal digital (sinyal analog yang membawa data digital) yang dapat dilaksanakan dengan alur transmisi tunggal dengan menyisipkan antar halaman bagian dari tiap sinyal pada waktunya. Penyisipkan dapat dilakukan pada bit atau blok bytes. Ini memungkinkan secara digital menyandi sinyal suara untuk dipancarkan dan diganti secara optimal dengan saklar sirkuit yang ada dalam sebuah jaringan. Artikel ini terdiri dari dua bagian yaitu Transmisi yang menggunakan TDM dan Synchronous Hirarki Digital ( SDH). Bagian yang pertama menguji prinsip dasar yang mendasari TDM, sedangkan bagian yang kedua mendiskusikan bagaimana SDH digunakan untuk mengganti tampilan TDM.
Transmisi menggunakan TDM
Di dalam sebuah sirkuit saklar untuk jaringan seperti pada jaringan telepon umum terdapat sebuah kebutuhan untuk memancarkan berbagai panggilan langganan sepanjang medium transmisi yang sama. Untuk memenuhi ini, para perancang jaringan menggunakan TDM. TDM menyertakan tombol (saklar) untuk menciptakan saluran (channel) yang dikenal sebagai anak sungai di dalam suatu arus transmisi. Sebuah sinyal standar suara mempunyai suatu luas bidang 64 kbit/s, yang ditentukan menggunakan Ukuran Sampling Nyquist'S. Jadi, jika layar (bingkai) TDM terdiri dari n (beberapa) layar (bingkai/frame) luas bidangnya atau bandwith-nya sebesar 64 Kbits/s.
Masing-masing suara dalam TDM disebut suatu saluran (channel) atau anak sungai. Di dalam sistem benua Eropa, TDM berisi 30 suara digital dan di dalam sistem Amerika, TDM berisi 24 suara digital. Kedua standar juga berisi ruang ekstra untuk memberi sinyal dan sinkhronisasi data.
TDM yang lebih dari 24 atau 30 suara digital disebut Higher Order Multiplexing (HOM).HOM terpunuhi atas standar dari TDM. Sebagai contoh, 120 saluran TDM milik benua Eropa dibentuk dengan terdiri dari empat standar baku yang terdiri dari 30 saluran TDM setiap standar bakunya. Pada masing-masing HOM, 4 TDM dari urutan yang lebih rendah dikombinasikan. Sebuah sinyal standar suara mempunyai suatu luas bidang n x 64 kbit/s, di mana n = 120, 480, 1920
Synchronous Hirarki Digital (SDH)
Plesiochronous Hirarki Digital (PDH) telah dikembangkan sebagai standard untuk HOM. PDH menciptakan angka-angka saluran yang lebih besar dengan standarisasi 30 saluran chanel TDM yang digunakan di Eropa.. Solusi ini bekerja hanya sesaat karena masih terdapat banyak kelemahan sehingga diciptakan SDH.Hal-hal yang dapat membantu pengembangan SDH antara lain :
• Jadilah synchronous - Semua waktu di dalam sistem itu mengikuti suatu jam (waktu) acuan.
• SDH harus mengarahkan akhir pertukaran ke akhir pertukaran lagi tanpa kekhawatiran akan pertukaran di tengahnya, di mana lebar pita (bandwith) dapat dipesan pada suatu tingkatan untuk suatu periode waktu yang telah ditetapkan.
• Ikutkan layar (frame) dari berbagai jenis ukuran untuk dipindahkan atau dimasukkan ke dalam SDH.
• Sangat mudah untuk dikendalikan dengan kemampuan memindahkan data manajemen ke jaringan yang lain.
• Periapkan pemulihan tingkat tinggi dari kesalahan.
• Perisapkan rata - rata data dengan level tinggi dengan berbagai ukuran,
• Berikan penanggulangan terhadap bit eror

SDH telah menjadi protokol transmisi yang utama di kebanyakan jaringan telepon umum.Hal itu telah dikembangkan untuk mengikuti arus 1.544 Mbit/S agar supaya tercipta SDH yang lebih besar yang dikenal dengan Synchronous Transport Modules (STM). STM-1 terdiri dari arus lebih kecil yaitu 155,52 Mbit/S. SDH dapat disamakan dengan Ethernet, PPP dan ATM.
Selagi SDH dianggap sebagai suatu protokol transmisi ( lapisan 1 pada model OSI), SDH juga memberikan beberepa fungsi seperti :
• SDH Crossconnect : adalah sebuah versi SDH dari Time-Space-Time. Ia menghubungkan beberapa saluran pada beberapa masukan untuk dimasukkan ke beberapa saluran pada beberapa keluarannya. SDH Crossconnect digunakan pada perpindahan pertukaran, di mana semua masukan dan keluaran dihubungkan ke pertukaran lainnya.
• SDH Add-Drop Multipiplexer : SDH - ADM dapat menambahkan atau mengeluarkan setiap multiplexed sampai 1.544Mb. Di bawah tingkatan ini, TDM standar dapat dilakukan. SDH-ADM dapat juga melaksanakan tugas dari sebuah SDH Crossconnect dan digunakan pada pertukaran akhir di mana saluran dari para langganan dihubungkan langsung ke jaringan telepon umum.
Jaringan SDH memiliki fungsi untuk menghubungkan penggunaan serat optik dengan kecepatan tinggi. Serat optik menggunakan denyut/detak cahaya untuk memindahkan data dan memang prosesnya sangat cepat . Perpindahan serat optik secara modern menghasilkan Wavelength Division Multiplexing (WDM) atau pembagian gelombang yang sangat panjang di mana sinyal dipancarkan ke seberang dengan panjang gelombang yang berbeda, sehingga harus menciptakan saluran tambahan untuk keperluan transmisi.







Statistical Time-division Multiplexing (STDM)
Pengertian Statistical Time-division Multiplexing (STDM)
STDM adalah lanjuatan versi dari TDM di mana alamat terminal kedua-duanya dan data dirinya dipancarkan bersama-sama untuk menghasilkan sebuah jalur yang lebih baik. Penggunaan STDM membolehkan luas bidang (bandwith) untuk dipisah menjadi 1 baris. Banyak perguruan tinggi dan kampus menggunakan TDM jenis ini untuk secara mendistribusikan luas bidang (bandwith-nya). Jika ada satu 10MBit yang masuk ke dalam sebuah bangunan, STDM dapat digunakan untuk menyediakan 178 terminal dengan 56k koneksi ( 178* 56k= 9.96Mb). Suatu penggunaan yang lebih umum bagaimanapun adalah hanya mewariskan luas bidang (bandwith) ketika itu banyak diperlukan.





















Daftar Pustaka
1. From wilkipedia jum to:Navigation
2. .S.Chow, J.C.Tu, J.M.Choffi," A discrete multitone transceiver system for HDSL applications," IEEE J.Selected Areas,Vol.SAC-9, NO.6, August 1991, pp.909-919.
3. H.M.Price,"CD by radio: Digital Audio Broadcasting", IEE Review, April 1992,vol.38, pp.131-135.
4. R.Prasad, S.Hara,"An overview of multi-carrier CDMA" IEEE Communication Magazine, Desember 1997, pp 126-133.
5. K.Fazel, L.Papke,"On the performance of convolutionally coded CDMA/OFDM for mobile communication system,"Proc. IEEE PIMRC 1993, Septembert 1993, pp.468-472.
6. V.M.DaSilva, E.S.Sousa,"Performance of orthogonal CDMA codes for quasi-synchronous communication systems,"Proc. IEEE ICUPC ’93, October 1993, pp.995-999.
7. Y.Wu, B.Caron,"Digital Television Terrestrial Broadcasting" IEEE Communication Magazine, May 1994, pp 46-52.
8. H.Sari, G.Kalam, I.Jeanclaude,"Transmission Techniques for Digital Terrestrial TV Broadcasting" IEEE Communication Magazine, February 1995, pp 100-109.
9. A.Tsuzuku,"OFDM hencho sono jissai" Electronics, Desember 1996.
10. R.W.Chang,"Orthogonal frequency division multiplexing," US Patent 3 488 445, issued Jan 6, 1970.
11. E.A. Sourour, M.Nakagawa,"Performance of Orthogonal Multicarrier CDMA in a Multipath Fading Channel," IEEE Transactions on Communications, vol.44,No.3,March 1996, pp. 356-367.
12. S.B.Weinstein, P.M.Ebert,"Data transmission by frequency division multiplexing using the discrete Fourier transform," IEEE Transactions on Communications, vol. Com-19, 1971m pp.628-634.
13. J.A.C.Bingham,"Multicarrier modulation for data transmission: An idea whose time has come," IEEE Communication Magazine, May 1990, pp.5-14.
14. L.J.Cimini," Analysis ad simulation of a digital mobile channel using orthogonal frequency division multiplexing,"IEEE Transaction on Communication, vol.Com-33,no.7, July 1985, pp.665-675.
15. P.S.Chow, J.C.Tu, J.M.Choffi," Performance evaluation of a multichannel transceiver system for ADSL and VHDSL services," IEEE J.Selected Areas,Vol.SAC-9, NO.6, August 1991, pp.909-919.

Kamis, 24 April 2008

saluran transmisi

Pendahuluan
Saluran transmisi sistem komunikasi dapat diklasifikasikan dalam tiga golongan besar yaitu saluran transmisi kabel konvensional, saluran transmisi media udara dan saluran komunikasi dengan media serat optik. Dalam makalah ini dipaparkan perencanaan dan pembuatan trainer yang dapat dijadikan model untuk mengetahui proses pengubahan sinyal analog ke digital dan digital ke analog serta sifat dan karakteristik sinar infra merah sebagai gelombang pembawa isyarat audio. Ada dua proses utama yang dibahas dan dikerjakan dalam proyek ini, yaitu proses pengolahan sinyal menggunakan modulasi delta sebagai salah satu metode pengolahan sinyal analog ke digital dalam transmisi optik isyarat audio dan prinsip kerja Quantizer pada bagian penerima yang berfungsi untuk mengubah sinyal digital menjadi sinyal analog. Bagian penerima juga dilengkapi dengan penguat audio dan peaker untuk menunjukkan kualitas rekonstruksi sinyal.
Catatan: Diskusi untuk makalah ini diterima sebelum tanggal 1 November 2003. Diskusi yang layak muat akan diterbitkan pada Jurnal Teknik Elektro volume 4, nomor 1, Maret 2004.
Media transmisi yang digunakan adalah media udara dengan perantaraan sinar infra merah. Pemfokusan cahaya pada pengamatan dilakukan semaksimal mungkin sehingga pada laporan ini tidak akan diulas mengenai banyaknya energi cahaya yang tersebar.
Makalah ini disusun dengan sistematika sebagai berikut : diawali dengan bagian pendahuluan berisi latar belakang permasalahan, dilanjutkan dengan konsep dasar modulasi delta, perancangan sistem yang diikuti dengan analisa dari data hasil pengujian, dan ditutup dengan kesimpulan.
Modulasi Delta
Modulasi Delta dikembangkan mulai tahun 1940 untuk aplikasi voice telephony. Modulasi delta merupakan sebuah teknik modulasi dimana suatu sinyal analog dapat dikodekan dalam digit (bit) kembar. Karena itu modulasi delta merupakan salah satu sistem berbasis Pulse Code
Modulation (PCM).
Dibandingkan sistem berdasar PCM yang lain modulasi delta memiliki kelebihan yaitu sirkuit elektronik yang dibutuhkan bagi modulasi pada bagian pengirim dan khususnya lagi pada bagian
penerima lebih sederhana daripada perangkat keras yang dibutuhkan untuk sistem berbasis PCM yang lain. Gambar 1 menunjukkan system

Gambar 1. Sistem Modulasi Delta
Prinsip kerja modulasi delta adalah pemancaran rentetan pulsa-pulsa dengan lebar-tetap, yang polaritasnya menunjukkan apakah keluaran demodulator harus naik atau turun pada masingmasing pulsa. Keluaran dibuat naik atau turun oleh suatu tinggi langkah yang tetap pada masing-masing pulsa. Gambar 2 memperlihatkan jalannya proses pengolahan sinyal dengan modulasi delta.

Gambar 2. Pengolahan Sinyal dengan
Modulasi Delta
Sinyal modulasi m(t) dikenakan ke masukan yang membalik (inverting input) dari sebuah
penguat diferensial. Suatu versi yang disusun kembali dari sinyal m’(t) dikenakan ke masukan yang tak membalik (non inverting input).Keluaran dari penguat diferensial diumpankan pada sebuah komparator. Komparator akan berada dalam kejenuhan (saturation), baik positif maupun negatif, tergantung pada polaritas dari tegangan selisih antara sinyal-sinyal masukan dari penguat diferensial. Jadi keluaran akan sama dengan + / - 1, tanpa memandang daerah di tengah yang dapat mempunyai dua arti.
Modulator menerima serentetan pulsa-pulsa unipoler pi(t) yang berulang sesuai dengan lajum pengambilan sampel yang dikehendaki dan memancarkannya baik secara langsung untuk suatu masukan +1 atau membalikkan polaritas untuk suatu masukan -1. Sinyal ini dipancarkan sebagai sinyal keluaran po(t) dan juga diteruskan ke sebuah rangkaian integrator lokal. Integrator ini menyebabkan m’(t) naik atau turun dengan suatu tinggi langkah yang tetap untuk setiap pulsa + atau – yang sampai ke masukannya. Pada penerima, sebuah regenerator membentuk kembali sinyal yang diterima dan menghilangkan sebagian besar kebisingan. Sinyal kemudian dimasukkan ke sebuah integrator yang lain, yang menyusun kembali m’(t), bentuk gelombang tangga tersebut. Sinyal ini kemudian diteruskan lewat sebuah filter low-pass untuk menghilangkan
kebisingan kuantisasi, sehingga hanya akan tertinggal sebuah replika (tiruan) m’’(t) dari
sinyal asli.
Desain Sistem
1. Bagian Pemancar
Bagian pemancar terdiri dari: penguat differensial,komparator, multivibrator, integrator,
penyangga dan pengirim optik. Gambar 3 memperlihatkan blok diagram perencanaan
pemancar.


Gambar 3. Blok diagram pemancar
Penguat differensial berfungsi untuk memperkuat selisih antara dua sinyal. Polaritas tegangan
keluaran menjadi positif apabila tegangan pada masukan membalik lebih negatif daripada
tegangan pada masukan tak membalik, begitu juga sebaliknya.
Komparator yang dipakai pada bagian pemancar adalah sebuah komparator yang disusun dengan tugas untuk mendeteksi sinyal pada masukan tak
membalik. Dengan demikian diharapkan keluaran komparator sefase dengan input komparator. IC NE 555 dipakai untuk membangun multivibrator astabil, fasilitas yang ada pada multivibrator astabil ini adalah pengaturan frekuensi dan duty cycle . Penghitungan frekuensi yang dihasilkan menggunakan rumusan (1): F = [1/1,45 C1(2Rp1+Rp2+4K7)] Hz (1) Frekuensi minimum yang dapat dihasilkan adalah 64 KHz, sedangkan frekuensi maksimal
yang dapat dibangkitkan adalah 125 KHz Flip-flop D merupakan multivibrator bistabil
yang masukan D-nya ditransfer ke keluaran setelah sebuah pulsa lonceng diterima. Flip-flop
D yang dipakai disini adalah IC CMOS 4013. Tabel 2 memperlihatkan tabel kebenaran flipflop D. Tabel 2. Tabel kebenaran Flip-flop D
Clock Data Y
1 0 0
1 1 1
0 X Keadaan terakhir
X = sembarang data.
Integrator pada bagian pemancar dipakai untuk membentuk sinyal tangga dari sinyal digital
keluatran flip-flop D. Syarat yang harus dipenuhi agar terjadi proses pengintegrasian adalah Pd <<
RC, adapun Pd adalah periode satu pulsa masukan. Selama Vin konstan, Vo dapat dihitung dengan menggunakan rumusan (2):
Vo = - 1/RC _ Vin dt (2)
Masukan tak membalik integrator dihubungkan dengan catu 2,5 volt agar integrator mampu
mendapatkan masukan dengan level logika positif dan negatif. Untuk mengubah pulsa-pulsa listrik dari flip-flop D menjadi pulsa on-off infra merah, dipakai penguat optik dengan 3 dioda infra merah penguat pasangan darlington. Konfigurasi pasangan darlington dipilih karena memiliki impedansi input tinggi dan impedansi output rendah, selain itu penguatan arus yang dimiliki tinggi sehingga penguatan yang dihasilkan optimal.
2. Bagian Penerima
Bagian penerima terdiri dari: penerima optik, integrator, low pass filter, dan penguat audio.
Penerima optik berfungsi mengubah pulsa-pulsa optik infra merah menjadi pulsa listrik.
Pengubahan ini dilakukan oleh photo dioda yang akan menghantarkan arus jika persambungan pn yang dipanjar terbalik terkena denyut cahaya infra merah. Integrator yang digunakan pada bagian penerima harus sama dengan yang dipakai pada bagian pemancar. Hal ini disebabkan integrator pada bagian penerima harus bisa menghasilkan replika
sinyal yang sama seperti dihasilkan oleh integrator bagian pemancar. Low pass filter berfungsi untuk meng-haluskan
bentuk gelombang yang dihasilkan oleh integrator. Low pass filter yang digunakan bekerja pada frekuensi cut off 1 KHz, karena dalam pengujian frekuensi sinyal input dibatasi
pada frekuensi tersebut. Penguat audio dipakai untuk agar sinyal hasil rekonstruksi dapat didengar oleh manusia. Penguat audio dibangun dengan menggunakan IC LM 386 dengan penguatan yang dapat diatur antara 20 sampai 200 kali. Gambar 4 memperlihatkan diagram blok perencanaan bagian penerima.

Pengujian
1. Pengujian Power Transmitter
Pengujian dilakukan dalam ruang tertutup dengan mematikan lampu penerangan ruangan.
Kondisi ini diusahakan dengan tujuan meminimalisasi rugi-rugi akibat cahaya luar. Pengujian power transmitter yang pertama dilakukan menggunakan parameter sudut 0o – 90° dengan variasi 22,5o. Hasil pengujian ditampilkan pada tabel 3.
Tabel 3. Tabel Pengukuran Power Transmitter dengan Parameter Sudut
Sudut Hasil Pengukuran
0o 1,5 ìW
22,5o 1,8 ìW
45o 3,6 ìW
67,5o 11 ìW
90o 13 ìW
Pengujian power transmitter kedua dilakukan dengan menggunakan variabel jarak, sudut yang dipakai adalah 90o. Hasil pengujian diperlihatkan pada tabel 4. Tabel 4. Tabel Pengukuran Daya Optis dengan Parameter Jarak.
Jarak Hasil Pengukuran
5 cm 1,5 ìW
10 cm 1 ìW
20 cm 0,4 ìW
30 cm 0,18 ìW
50 cm 0,1 ìW
Dari tabel 3 terlihat bahwa power transmitter terbesar tercatat saat pengujian dilakukan pada sudut 90o dari pemancar optik. Data pengujian pada tabel 4 menunjukkan semakin dekat jarak
pengukuran semakin besar power transmitter yang terukur.
2. Pengujian Bagian Pemancar

Gambar 5. Respon Integrator
Terhadap Sinyal Input
Gambar 5 memperlihatkan integrator melakukan
proses sampling dengan tepat sesuai dengan bentuk sinyal masukan. Ukuran step integrator
dapat diperoleh dari rumusan :
2 ð f A = S f3
Ä (3)
dengan :
ð = 3,14
f = frekuensi sinyal input.
A = amplitudo sinyal input
S = ukuran step integrator
f3
Ä = frekuensi sampling
Rumusan untuk memperoleh nilai step integrator:


3
2
f
s fA p
(4)
s (2)(3,14 )(600 )(15) : (125 .000 )
s = 0,4 volt
3. Pengujian Bagian Penerima
Gambar 6 memperlihatkan perbandingan bentuk gelombang step integrator pemancar dan
penerima.
Bentuk gelombang hasil proses integrasi baik pada pemancar maupun penerima harus identik
karena berhubungan dengan proses rekonstruksi sinyal input. Hasil rekonstruksi sinyal yang telah dilewatkan pada low pass filter dibandingkan dengan sinyal masukan dari AFG diperlihatkan
pada gambar 7.


Gambar 6. Respon Integrator Pemancar dibanding dengan Penerima

Gambar 7. Sinyal Masukan dibanding Sinyal Output LPF
4. Slope Overload
Keadaan slope overload merupakan kondisi dimana integrator tidak dapat mengikuti laju/lonjakan sinyal masukan. Semua sistem yang berisi modulator dan demodulator,
termasuk modulasi delta, akan mengalami kondisi overload jika amplitudo sinyal yang
dimodulasi melampaui lingkup peralatan aktif yang diapaki dalam pemrosesan sinyal tersebut. Tetapi modulasi delta memiliki tipe overload tambahan yang tidak ditemui dalam sistem yang lain. Kondisi ini muncul saat sinyal yang dimodulasi berubah antara penarikan sampel dengan jumlah yang lebih besar dari ukuran step pengintegrasian. Tipe overload ini tidak ditentukan oleh amplitudo sinyal yang memodulasi tetapi oleh slope-nya. Keadaan ini
ditunjukkan pada gambar 8.

Gambar 8. Keadaan slope overload
Kesimpulan
Dari model yang dikerjakan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Perangkat keras yang dibutuhkan dalam implementasi sistem cukup sederhana. Pada
dasarnya hanya dibutuhkan komparator, integrator, clock dan flip-flop D.
2. Keadaan slope overload merupakan keadaan dimana step integrator tidak dapat mengikuti
laju sinyal masukan. Slope overload lebih disebabkan karena kecuraman lereng sinyal
tidak dapat diikuti oleh lebar step integrator. Akibat keadaan ini adalah kesalahan
rekonstruksi pada sinyal keluaran.
3. Perbedaan bentuk gelombang masukan dengan output LPF dapat diperbaiki dengan:
a. Memperkecil lebar step integrator pemancar.
b. Meminmumkan pencahayaan pada ruang pengujian.

Daftar Pustaka
[1]. Carlson, A. Bruce, Communication System, McGraw-Hill Kogakusha, Ltd., Tokyo,1975.
[2]. Taub, H., Shilling, D.L., Principle of Communication Systems, McGraw-Hill Kogakusha, Ltd., Tokyo, 1968.
[3]. Hughes, F.W., Op Amp Handbook, Prentice-Hall, Inc., New Jersey, 1981.
[4]. Malvino, A.P., Barmawi, Prinsip-Prinsip Elektronika, edisi ketiga, jilid 1 dan 2,
Erlangga, Jakarta, 1991.

PENGENALAN WEB

PENGENALAN WEB

WWW (World Wide Web)
Merupakan hubungan antara dokumen dan server http di seluruh dunia. Dokumen yang ada dalam www dekenal sebagai halaman web, yang ditulis menggunakan bahasa HTML.
Halaman web identik dengan suatu alamat di internet yang biasa dinamakan URL (Uniform Resource Locator). Alamat ini menentukan nama komputer dan jalur yang dapat diakses, yang transmisinya dari satu titik ketitik lainnya.
Halaman web biasanya berisikan informasi berupa teks, gambar/image, grafic cuplikan film, game/permainan dan suara.
Pengunjung situs juga dapat mengambil data atau mendownloadnya serta mengirim pesan melalui email.
APA ITU "FTP"
Merupakan jasa pelayanan internet yang dapat digunakan untuk mentransfer file dari komputer ke komputer lain melalui jaringan internet.
APA ITU URL
URL atau Uniform Resource Locators adalah data berisikan alamat Internet atau data, atau protokol yang digunakan untuk mengaksesnya.

Bentuk umu URL ialah http:// yang berisikan alamat internet dari suatu halaman web. bentuk lain dari URL: gopher:// (berisikan alamat internet direktori gopher), dan ftp:// berisikan lokasi jaringan dari sumber FTP)

APA ITU WWW
Pada awalanya internet adalah sebuah proyek yang dimaksudkan untuk menghubungkan para ilmuan dan peneliti di Amerika, namun ini telah tumbuh menjadi media komunikasi global yang dipakai semua orang di muka bumi. Pertumbuhan ini membawa beberapa masalah penting mendasar, diantaranya kenyataan bahwa internet tidak diciptakan pada jaman Gaphical User Interface (GUI) seperti saat ini, Internet dimulai pada masa dimana orang masih menggunakan alat-alat akses yang tidak user-friendly yaitu terminal berbasis teks serta perintah-perintah command line yang panjang-panjang serta sukar diingat, sangat berbeda dengan komputer dewasa ini yang menggunakan klik tombol mouse pada layar grafik berwarna.
Kemudian orang berpikir untuk membuat sesuatu yang lebih baik. Popularitas Internet mulai berkembang pesat seperti jamur di musim penghujan setelah standar baru yaitu HTTP dan HTML diperkenalkan kepada masyarakat. HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) membuat pengaksesan informasi melalui protokol TCP/IP menjadi lebih mudah dari sebelumnya. HTML (Hyper Text Markup Language) memungkinkan orang menyajikan informasi yang secara visual lebih menarik. Pemunculan HTTP dan HTML kemudian membuat orang mengenal istilah baru dalam internet yang sekarang menjadi populer, bahkan sedemikian populernya sehingga sering dianggap identik dengan internet itu sendiri, yaitu World Wide Web (WWW).
Pada prinsipnya World Wide Web (singkatannya cukup disebut "web" saja) bekerja dengan cara menampilkan file-file HTML yang berasal dari server web pada program client khusus, yairu browser web. Program browser pada client mengirimkan permintaan (request) kepada server web, yang kemudian akan dikirimkan oleh server dalam bentuk HTML. File HTML berisi intruksi-intruksi yang diperlukan untuk membentuk tampilan. Perintah-perintah HTML ini kemudian diterjemahkan oleh browser web sehingga isi informasinya dapat ditampilkan secara visual kepada pengguna di layar komputer.

World Wide Web yg lebih umum disebut web, merupakan suatu media penyajian informasi yg tertuang dlm bentuk dokumen, yg mempunyai referensi & link, halaman depan web disebut Homepage. web dpt dinikmati melalui browser yg terhubung ke internet, informsinya disebut dg HTML.HTML memerlukan software atau aplikasi tetertentu yg dikenal dg HTML Editor berfungsi untuk menerjemahkan HTML mjd tampilan web yg dpt dilihat oleh pemakai internet.

ISTILAH_ISTILAH DALAM INTERNET
Bug
Kesalahan (error) pada software atau hardware yang menyebabkan sebuah program tidak dapat berjalan secara sempurna. Seringkali bug ini disebabkan adanya konflik antara dua program yang dijalankan secara bersamaan. Jika bug ditemukan pada software, maka dapat diatasi dengan mengganti program. Namun, jika ditemukan pada hardware, maka harus diganti dengan alat baru.
Ciphertext
Teks yang sudah tersandikan dan tidak mudah terbaca dari hasil proses enkripsi.
Command-driven
Sebuah program yang menerima perintah sesuai dengan yang diketikkan.
Cracker
Orang yang ahli dalam memasuki suatu sistem komputer. Istilah ini mulai digunakan di pertengahan 1980-an oleh para hacker untuk membedakan diri mereka dari orang-orang yang secara diam-diam masuk ke dalam suatu sistem komputer.
CSTA (Computer Supported Telephony Application
Standar internasional untuk penghubung antara server jaringan dan switch telepon (PBX). Diprakarsai oleh Asosiasi Pembuat Komputer Eropa (ECMA).
Defacement
Sering disebut Web Defacement atau Website Defacement, merupakan bentuk dari pengrusakan terhadap suatu situs, bahkan seringkali sangat merusak (termasuk vandalisme). Biasanya berupa penggantian isi suatu situs dengan pesan yang spesifik, misalnya berupa pesan politik atau sosial yang mengganggu dan mengubah situs asli.
Doorway
Dikenal juga dengan istilah doorway page, jump page, entry page atau bridge page. Sebuah halaman web yang khusus digunakan untuk memperoleh posisi teratas dalam pencarian lewat search engine.
Dynamic DNS
Kependekan dari Dynamic Domain System Name, sebuah metode yang menjaga sebuah domain name tetap terhubung dengan IP address yang berubah-ubah.
E-mail client
Software yang digunakan untuk mengelola e-mail. Contohnya: Outlook Express, Eudora, The Bar, Thunderbird, dan sebagainya.
E-mail Forwarding
Proses untuk meneeruskan pesan e-mail ke alamat e-mail lain. Misalnya, jika Anda mengirim e-mail ke alamat A, maka dengan setting (pengaturan tertentu), e-mail ini bisa diteruskan ke alamat e-mail B, dan seterusnya.
Encryption
Proses untukmengubah sebuah pesan atau informasi sehingga tidak dapat dilihat tanpa menggunakan kunci pembuka. Sebuah pesan dalam bentuk plaintext diubah dengan encryption menjadi ciphertext. Proses sebaliknya, untuk mengembalikan ciphertext ke plaintext disebut decryption,
Hacker
Orang yang sangat antusias dan menikmati bahasa pemrograman, sistem komputer, dan bisa dibilang seorang yang ahli di bidang itu.
Mail Server
Server atau lokasi tertentu di Internet yang digunakan untuk menyimpan pesan-pesan e-mail untuk account atau domain tertentu. Jika Anda mengecek e-mail melalui webmail, maka Anda akan dapat mengakses e-mail Anda yang masih tersimpan di mail server. Namun jika Anda mengecek e-mail dengan e-mail client, maka e-mail-e-mail Anda akan di-download dari mail server ke komputer pribadi Anda.
Message Rules atau Message Filter
Sebuah fitur pada program e-mail yang memungkinkan Anda mengatur penempatan pesan-pesan e-mail yang masuk. Misalnya, Anda bisa membuat rule/filter tertentu sehingga semua pesan yang datang dari ISP tertentu dimasukkan ke folder "ISP-ku", dan seterusnya.
Repository
Database berupa informasi yang berisi aplikasi software, data elemen, author, data masuk, proses, input, dan interrelationship. Dipergunakan dalam sistem aplikasi yang didesain untuk mengidentifikasi obyek berupa data yang dapat dipakai kembali berdasarkan sistem yang diaplikasikan pada repository ini.
Router
Sebuah alat yang berfungsi untuk mengirim paket data melalui jaringan. Sebuah router paling tidak terikat pada dua jaringan, LAN dan WAN, atau LAN dan jaringan dari ISP yang digunakan.
Signature
Salam penutup atau teks tertentu yang secara otomatis akan dilekatkan pada bagian akhir dari pesan e-mail Anda. Pada program e-mail Anda, Anda bisa mengatur apakah salam penutup ini akan otomatis ditampilkan pada setiap e-mail yang dikirim, atau cukup dicantumkan pada e-mail tertentu secara manual.
Smart phone
Telepon dengan fitur tambahan yang canggih, misalnya kemampuan untuk mengirim e-mail, akses ke Internet, kamera, dan perekam video, pemindai suara, dan lain-lain. Jenis telepon ini mulai marak sekitar tahun 1990-an.
Istilah-istilah dalam internet
1. Internet (interconnected network) : kumpulan jaringan computer yang saling
terhubung secara mendunia
2. Backbone : jaringan komunikasi kecepatan tinggi
3. ISP (internet service provider) : perusahaan penyedia jasa akses internet
4. Bandwidth : Jumlah data yang dapat ditransfer melalui jaringan dalam jangka
waktu tertentu, satuan yang dipakai biasanya Mbps (mega bit per second)
5. Bps (bit per second) : ukuran kecepatan pengiriman data. Sering digunakan untuk
menggambarkan kecepatan modem. Biasanaya kecepatan modem 56000 bps
6. www (world wide web) : system hypermedia untuk mengakses/browsing berbagai
macam informasi
7. Browser : program yang dapat mengakses informasi di www. Contohnya internet
eksplorer, netscape navigator, netscape browser, opera, mozila, netcaptor, dll
8. HTTP (hypertext transfer protocol) : suatu cara dimana www ditransfer melalui
jaringan. Contohnya : http://www.sijiwae.net
9. HTML : program yang digunakan untuk menulis (membuat) halaman web di
internet
10. Chating : berbicara dalam internet dengan text atau ketikan secara interaktif
11. Email : surat elektronik yang dikirim melalui internet
12.Mailing List atau milis : fasilitas internet yang digunakan sebagai sarana bertukar
informasi dalam satu kelompok melalui email
13. Newsgroup : fasilitas internet yang digunakan sebagai ruang percakapan atau
forum bagi para anggota yang mempunyai kepentingan sama
14. Server (induk computer) : sebuah computer penyedia informasi/layanan
15. Client (anak suatu jaringan) : computer yang menggunakan jasa dari computer
lain atau server
16.Modem (modulator demodulator) : alat untuk mengubah sinyal digital menjadi
sinyal analog
17.Wifi (wireless fidelity) : teknologi tanpa kabel (nirkabel) yang menggunakan
frekuensi tinggi yang berada pada spectrum 2,4 GHz.
18. Hot spot : daerah yang terdapat sinyal wifi dengan kecepatan akses mencapai 11
Mbps, biasanya radiusnya mencapai 100 meter dari titik akses
19. Host : sebuah computer dalam internet
20. Hostname : nama dari sebuah computer dalam internet
21. Download : meng-copy file dari computer lain ke computer anda
22. Upload : mengirim file dari computer anda ke computer lain
23. Domain : bagian dari nama resmi alamat di internet. Contoh untuk address :
http://www.detik.com maka domainnya adalah detik.com
24. DNS (Domain name server) : computer server dalam internet yang mampu
menterjemahkan nama domain internet menjadi alamat numeric. Contohnya
telkom.net.id diterjemahkan menjadi 203.134.3.6
25. Home page : halaman pertama dari suatu alamat web. Home page biasanya berisi
untuk menghubungkan ke halaman-halaman lain
26.Website atau situs web: kumpulan dari halaman-halaman web yang tergabung
dalam dalam satu alamat
Nama domain (informasi) untuk pengelompokan
Org : situs organisasi
Int : situs badan dunia
Edu : situs pendidikan
Net : situs jaringan
Gov : situs pemerintahan
Com : situs komersial
Mil : situs militer
Kode domain untuk nama-nama Negara
Id : Indonesia
In : India
Au : Australia
De : jerman
Cn : cina
My : Malaysia
Uk : inggris
Us : amerika serikat
Sg : singapura
Beberapa ISP di Indonesia
1. Access net 7. Telkom,net
2. Angkasa net 8. Jogja Media net
3. Indo net 9. XL net
4. Indosat net 10. Metro net
5. CBN net 11. wawantara net
6. Idola net 12. Nusa net
Yang mempengaruhi kecepatan mengakses situs internet :
1. kecepatan akses ke server internet
2. jumlah pengakses internet dari ISP yang kita gunakan
3. Jumlah pengakses ke situs yang kita akses
Model Transmisi Digital Optik Isyarat Analog
Dengan Modulasi Delta
Abstrak
Makalah ini menjelaskan pembuatan model transmisi sinyal digital menggunakan modulasi delta. Model yang
dibangun terdiri dari bagian pemancar dan penerima. Komponen utama pada model ini adalah integrator yang
berfungsi mengubah rentetan pulsa digital menjadi sinyal tangga dengan lebar langkah tetap untuk setiap pulsa
high dan low. Hasil pengujian menunjukkan model mampu melakukan proses modulasi dan demodulasi sinyal
dengan baik dan mampu memperlihatkan kondisi slope overload. Step integrasi yang digunakan 0,4 volt dengan
frekuensi sampling 125 KHz.
Kata kunci : modulasi delta, integrator, slope overload
Abstract
This paper describes about making digital signal transmission model using delta modulation. Model that build
consist of transmiter and reciver side. Main part of this model is integrator which changing series digital pulse
into staircase signal with fixed step for every high and low pulse. Experiment result show that the model able to
do modulation and demodulation process well and could show the slope overload condition. Integration step
used is 0,4 volt with frequency sampling at 125 KHz
Keywords : delta modulation, integrator, slope overload

Pengenalan Komunikasi Data

Pengenalan Komunikasi Data
Komunikasi data, adalah komunikasi dimana source adalah data.
Transmisi suara dapat saja dijadikan transmisi data jika informasi suara tersebut dirubah (dikodekan ) menjadi bentuk digital.
Pengertian
Komunikasi Data:
• Penggabungan antara dunia komunikasi dan komputer,
– Komunikasi umum à antar manusia (baik dengan bantuan alat maupun langsung)
– Komunikasi data à antar komputer atau perangkat dijital lainnya (PDA, Printer, HP)
Pengertian
• Komunikasi di mana informasi yang dikirimkan (source) adalah data,
• Data adalah semua informasi yang berbentuk digital (bit 0 dan 1).
• Transmisi suara (analog) dapat juga dijadikan transmisi data jika informasi suara tersebut diubah (dikodekan) menjadi bentuk digital
Digital vs Analog

• Keuntungan
– Cepat

Faktor yang harus diperhatikan pada Komunikasi Data
• Jumlah dan lokasi pemrosesan data
• Jumlah dan lokasi terminal (remote)
• Type transaksi
• Kepadatan lalu lintas tiap tipe transaksi.
• Prioritas/ urgensi informasi yang disalurkan.
• Pola lalu lintas
• Bit error rate yang dibutuhkan.
• Keandalan sistem yang digunakan.
• Revenue yang mungkin didapat.
Standard KomDat
• Agar supaya sistem komunikasi data dapat berjalan secara lancar dan global, maka perlu dibuat suatu standar protocol yang dapat menjamin:
– Kompatibilitas penuh antara dua peralatan setara.
– Bisa melayani banyak peralatan dengan kemampuan berbeda-beda
– Berlaku umum dan mudah untuk dipelajari atau diterapkan
7 Layer OSI
• Lapis Fisik (hubungan fisik)
• Link Data (lewat modem)
• Lapis Network (jaringan)
• Lapis Transport
• Lapis Session (perkenalan/basa-basi)
• Lapis Presentasi (format, encrytion)
• Lapis Applikasi (e-mail, file transfer)
OSI Layers
Aplikasi 7 Layer OSI
Host Layers vs. Media Layers
Host Layers vs. Media Layers
Aplikasi
• Sebagai interface user ke lingkungan OSI.
• User biasa berinteraksi melalui suatu program aplikasi (software)
• Contoh pelayanan atau protokolnya:
– e-mail (pop3, smtp)
– file transfer (ftp)
– browsing (http)
Presentasi
• Untuk mengemas data dari sisi aplikasi sehingga mudah untuk lapisan sesi mengirimkannya atau sebaliknya,
• Berfungsi untuk mengatasi perbedaan format data, kompresi, dan enkripsi data
• Contoh pelayanan atau protokolnya:
– ASCII, JPEG, MPEG, Quick Time, MPEG, TIFF, PICT, MIDI, dan EBCDIC.
Sesi
• Berfungsi untuk mengontrol komunikasi antar aplikasi, membangun, memelihara dan mengakhiri sesi antar aplikasi.
• Contoh pelayanan atau protokolnya:
– XWINDOWS, SQL, RPC, NETBEUI, Apple Talk Session Protocol (ASP), dan Digital Network Architecture Session Control Program (DNASCP)
• Penggunaan lapis sesi akan menyebabkan proses pertukaran data dilakukan secara bertahap tidak sekaligus
Transport
• Berfungsi untuk transfer data yang handal, bertanggung jawab atas keutuhan data dalam transmisi data dalam melakukan hubungan pertukaran data antara kedua belah fihak
• Paketisasi :
– panjang paket
– banyaknya paket,
– penyusunannya
– kapan paket-paket tersebut dikirimkan
Paket TCP
• Connection oriented
• Reliable
• Byte stream service
Jaringan
• Untuk meneruskan paket-paket dari satu node ke node yang lain dalam jaringan komputer
• Fungsi utama :
– Pengalamatan
– Memilih jalan (routing)
• Contoh Protokol
– IP
– ICMP
Internet Protocol
• Protokol paling populer dijagat raya
• Kelebihan:
– Mempunyai alamat sedunia/global (tidak ada alamat yang sama, unik)
– Mendukung banyak aplikasi (protokol lapis 7: FTP, HTTP, SNMP, dll)
– De facto standar protokol lapis 3
• Ada 2 jenis IP : IP standar atau IP versi 4 (sejak 1970) dan IPv6 (mulai 199x)
– IPv4: 32 bit ≈ 4G alamat
– IPv6: 128 bit ≈ 256G4
• Contoh :
Datalink
• Menyajikan format data untuk lapis fisik / pembentukan frame,
• pengendalian kesalahan (Error Control)
• Pengendalian arus data (flow control)
Lapis fisik
• Pertukaran data secara fisik terjadi pada lapis fisik,
• Deretan bit pembentuk data di ubah menjadi sinyal-sinyal listrik yang akan melewati media transmisi,
• Diperlukan sinyal yang cocok untuk lewat di media transmisi tertentu.
• Dikenal tiga macam media transmisi yaitu :
– kabel logam,
– kabel optik dan
– gelombang radio

Hubungan Komunikasi Data melalui sentral :
• Switching Berita
• Switching Sirkit CSPDN
• Switching Paket PSPDN
Swiching Berita
• Hubungan antar pesawat terminal Connectionless oriented
• Tidak bisa interaktif, karena tidak real time
• Pesawat terminal di-on-kan kemudian tersambung ke sentral,data dikirimkan ke sental,di sentral terdapat penyimpanan data, data diterima,disimpan,diproses,dibaca, diantrikan, lalu tiba giliran terus dikirimkan, dan akhirnya diarsipkan
Swiching Sirkit
a. CCT SW Tradisional
• Komunikasi data via jaringan telp & jaringan data
• Perlu modem, disebut sistem dial-up
• Pengirim dan penerima mempunyai KODE, PROTOKOL dan KECEPATAN yg sama
• Sebelum data dikirimkan terlebih dahulu harus dibangun hubungan nyata
Keuntungan : Jaringan sudah tersedia, menjangkau lebih luas, investasi tidak mahal, hanya modem
Kekurangan : Call set-up perlu beberapa detik, kecepatan data terbatas, tidak cocok untuk trafik yang besar
b.Fast CCT SW CSPDN perlu membangun hubungan :
• Call Set-up lebih cepat 100 – 200 ms
• BER lebih kecil
• Komunikasi Data lebih interaktif
Switching Paket
• Terhubung ke dalam jaringan PSPDN
PSPDN terbagi 2 jenis :
• Hubungan Virtual = Perlu membangun hubungan.
• Data gram SVC = Tidak perlu membangun hubungan

Frame Relay
• Sinkron dibandingkan dengan sistem Paket X-25
• Kelebihan :
- Proses lebih cepat (kec 2 Mbps – 100 Mbps)
- Panjang paket variabel
- Lebih flexibel (262-1600 oktet)
Kekurangan
- Kontrol kurang pada setiap sentral
- Tidak ada koreksi dan kontrol aliran di sentral

Protokol X-25
Kelebihan, ada 2 macam paket yaitu :
1.Paket data (dari user)
2.Paket utk set-up dan clearing
• Ukuran paket tetap
• Protokol menetapkan prosedur (set-up, transfer dan clearing)
• Ada error control
• Ada fasilitas fast-select
Klasifikasi Pengolahan Data
• Sistem pengolahan data tidak seketika.
• Sistem komputer indk dihubungkan dgn beberapa pesawat terminal dikota lain atau tempat yg jauh dari HOST.
• Sistem Time Sharing.
• Sistem komputer induk dihubungkan dgn beberapa pemakai dan dipakai bersamaan secara bergantian, waktunya dibagi antara beberapa pemakai.
• Sistem Real Time
• Sistem transfer data on-line dan off-line
• Sistem transfer data interaktif dan tidak interaktif

Jaringan Internet Data
Konfigurasi Jaringan LAN
Macam-macam Pelayanan Data
• Jaringan data lokal
• Internet
• Reservasi tiket layanan
• Kebutuhan bank
• Iuran sewa (Leased channel)
• Percetakan jarak jauh
• GPRS (General Packet Radio Service)