CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Sabtu, 26 April 2008

Frequency Division Multiplexing

Frequency Division Multiplexing

Pengrtian Frequency-Division Multiplexing

Pada Frequency-Division Multiplexing (FDM), sinyal digenerasikan dengan cara masing – masing mengirimkan modulasi yang berbeda sebagai frekuensi yang membawa sinyal tersebut. Sinyal modulasi tersebut kemudian digabungkan menjadi satu sinyal komposit yang dapat dipindahkan dengan menggunakan hubungan – hubungan yang ada. Frekuensi pembawa harus berbeda untuk mengakomodasikan setiap modulasi dan demodulasi pada setiap sinyal. Multiplexing ini mengirimkan sinyal dengan menggunakan frekuensi, dimana beberapa sinyal dapat dikirimkan melalui frekuensi yang berbeda dan setiap frekuensi tersebut digabungkan menjadi satu sinyal komposit. Untuk memudahkan anda memahami FDM, perhatikan contoh berikut, misalkan pada transmisi radio FM menggunakan frekuensi yang berbeda sebesar 40 kHz untuk memisahkan sinyal audio pada saluran kanan dan saluran kiri. Sehingga suara yang akan keluar nanti tepat sesuai dengan yang diinginkan
Contents
• 1 Cara Kerja FDM
• 1.1 Proses De-Multiplexing pada FDM
• 2 Telepon
• 2.1 Diagram Level 1
• 2.2 Diagram Level 2
2.3 Diagram Level 3
Cara Kerja FDM
Gambar dibawah mengilustrasikan proses multiplexing pada FDM. Komputer terminal pertama mengirimkan sinyal berupa “1010” dimana secara bersamaan terminal kedua juga mengirimkan sinyal “0110”. Proses multiplexing dimulai dengan mengajukan amplitude modulasi ke dalam setiap sinyal dengan menggunakan frekuensi pembawa yang dibedakan dengan nama f1 dan f2. Kemudian kedua sinyal tersebut digabungkan menjadi satu lalu dikirim. Pada gambar dibawah, pembawa sinyal ditunjukkan dengan warna hitam, sedangkan sinyal modulasi ditunjukkan dengan warna merah.
Proses De-Multiplexing pada FDM
pada proses de-multiplexing, kita menggunakan filter untuk mengembalikan sinyal yang telah digabungkan menjadi beberapa bagian sinyal - sinyal. Kemudian masing – masing sinyal akan melewati proses demodulasi amplitudo untuk memisahkan sinyal pembawa dengan sinyal pesan. Setelah itu sinyal pesan akan dikirimkan kepada penerimanya. Berikut adalah gambar dari proses de-multiplexing.
FDM juga dapat digunakan untuk menggabungkan beberapa sinyal sebelum modulasi akhir ke dalam gelombang pembawa. Misalkan, sebuah transmisi stereo FM, dimana sebuah 38 kHz pembawa digunakan untuk memisahkan perbedaan sinyal antara sinyal kanan dan kiri. Pada televisi pemisahan juga terjadi untuk memisahkan antara sinyal audio, video, dan warna. DSL juga menggunakan perbedaan frekuensi untuk suara. Dimana FDM digunakan untuk mengijinkan beberapa pengguna untuk membagi channel komunikasi fisikal, disebut juga dengan frequency divison multiple access (FDMA). FDMA sudah lama digunakan untuk memisahkan sinyal radio dari transmisi yang berbeda
Telepon
Pada pertengahan abad ke 20, jaringan telepon menggunakan FDM untuk membawa sejumlah channel suara dalam sebuah sirkuit fisikal. Pada skema single sideband modulation, ada 12 channel suara yang akan dimodulasikan kedalam pembawa dengan kapasitas 4 kHz. Sinyal komposit, menggabungkan frekuensi dengan jarak antara 60 – 108 kHz kedalam sebuah kelompok. Apabila gilirannya tiba, lima grup akan digabungkan menjadi sebuah super grup dengan metode yang sama, dimana super grup tersebut mengandung 60 channel suara. Pada system dengan jarak yang jauh, super grup akan digabungkan kembali menjadi master grup dengan 300 channel suara (Eropa) atau 600 channel suara (AT&T Long Lines L-Carrier) untuk transmisi dengan kabel coaxial atau gelombang mikro. Bahkan ada multiplexing dengan level yang lebih tinggi, dan itu memungkinkan untuk mengirimkan ribuan channel suara melalui sebuah sirkuit tunggal. Diagram berikut akan menunjukkan proses dari Bell System A Type Channel Bank dalam membuat master grup dalam tiga tahap.
Pada akhir abad ke 20, sirkuit suara FDM sudah menjadi sangat langka. System telepon modern telah menggunakan transmisi digital, dimana transmisi tersebut menggunakan system TDM.
Dalam makalah singkat ini akan diulas mengenai teknologi Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) pada komunikasi wireless. Pembahasan meliputi sejarah, prinsip kerja, keunggulan dan kelemahannya. Dan pada bagian akhir akan diperkenalkan pula beberapa studi mengenai OFDM ini.
Orthogonal Frequency Division Multiplexing
1. Pengertian Orthogonal Frequency Division Multiplexing
OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) adalah sebuah teknik transmisi yang menggunakan beberapa buah frekuensi yang saling tegak lurus (orthogonal). Pada saat ini, OFDM telah dijadikan standar dan dioperasikan di Eropa yaitu pada Proyek DAB (Digital Audio Broadcast)[11], selain itu juga digunakan pada HDSL(High Bit-rate Digital Subscriber Lines; 1.6 Mbps)[9], VHDSL (Very High Speed Digital Subscriber Lines; 100 Mbps)[9] , HDTV (High Definition Television)[10] dan juga komunikasi radio[5][7][8]. Teknologi ini sebenarnya sudah pernah diusulkan pada sekitar tahun 1950[1-4], dan penyusunan teori-teori dasar dari OFDM sudah selesai sekitar tahun 1960. Pada tahun 1966, OFDM telah dipatenkan di Amerika[4]. Kemudian pada tahun 1970-an, muncul beberapa buah paper yang mengusulkan untuk mengaplikasikan DFT (Discrete Fourier Transform) pada OFDM[6], dan sejak tahun 1985 muncul beberapa paper yang memikirkan pengaplikasian tekonologi OFDM ini pada komunikasi wireless.
Akhir-akhir ini teknologi OFDM ini kembali menjadi bahan pembicaraan para pakar komunikasi, hal ini tak dapat dipisahkan dari pesatnya perkembangan teknologi LSI. Karena sebelum teknologi LSI berkembang, meskipun secara teori sangat menjanjikan, tapi OFDM dianggap kurang aplikatif karena terlalu rumit.
2. Prinsip dasar OFDM
OFDM adalah sebuah teknik transmisi dengan banyak frekuensi (multicarrier), menggunakan Discrete Fourier Transfor (DFT). Bagan dasar dari OFDM ditampilkan pada gambar.1.
Cara kerjanya adalah sebagai berikut. Deretan data informasi yang akan dikirim dikonversikan kedalam bentuk parallel, sehingga bila bit rate semula adalah R , maka bit rate di tiap-tiap jalur parallel adalah R/M dimana M adalah jumlah jalur parallel (sama dengan jumlah sub-carrier). Setelah itu, modulasi dilakukan pada tiap-tiap sub-carrier. Modulasi ini bisa berupa BPSK, QPSK, QAM atau yang lain, tapi ketiga teknik tersebut sering digunakan pada OFDM. Kemudian sinyal yang telah termodulasi tersebut diaplikasikan ke dalam Inverse Discrete Fourier Transform (IDFT), untuk pembuatan simbol OFDM. Penggunaan IDFT ini memungkinkan pengalokasian frekuensi yang saling tegak lurus (orthogonal), mengenai hal ini akan dijelaskan lebih lanjut. Setelah itu simbol-simbol OFDM dikonversikan lagi kedalam bentuk serial, dan kemudian sinyal dikirim.
Sinyal yang terkirim tersebut, dalam persamaan matematik bisa diekspresikan sebagai berikut,
Dimana Re(.) adalah bagian real dari persamaan, f(t) adalah respons implus dari filter transmisi, T adalah periode simbol, v o adalah frekuensi pembawa (carrier frequency) dalam bentuk radian, j adalah fase pembawa (carrier phase), dan bn adalah data informasi yang telah termodulasi yang menjadi input dari IDFT.
Untuk mempermudah, maka pembahasan mengenai keadaan sinyal ketika melewai jalur komunikasi (channel) akan dibahas pada bagian lain.
Sedangkan pada stasiun penerima, dilakukan operasi yang berkebalikan dengan apa yang dilakukan di stasiun pengirim. Mulai dari konversi dari serial ke parallel, kemudian konversi sinyal parallel dengan Fast Fourier Transform (FFT), setelah itu demodulasi, konversi parallel ke serial, dan akhirnya kembali menjadi bentuk data informasi.
3. Apa yang dimaksud dengan Orthogonal ?
Istilah orthogonal dalam Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) mengandung makna hubungan matematis antara frekuensi-frekuensi yang digunakan. Dengan persamaan matematika bisa diekspresikan sebagai berikut, dua buah kumpulan sinyal dikatakan orthogonal bila,
4. Pemakaian frekuensi yang saling orthogonal
Pemakaian frekuensi yang saling orthogonal pada OFDM memungkinkan overlap antar frekuensi tanpa menimbulkan interferensi satu sama lain. Ada beberapa kumpulan sinyal yang orthogonal, salah satunya yang cukup sering kita gunakan adalah sinyal sinus, sebagaimana diperlihatkan pada gambar.2.
Keunggulan
Efisien dalam pemakaian frekuensi
Untuk memperjelas perbedaan OFDM, baik dalam operasi dasarnya maupun dalam segi efisiensi spektrumnya, dengan sistem single carrier, dan juga dengan sistem multicarrier konvensional, bisa dilihat pada Gambar.3. Dari gambar tersebut bisa dilihat, bahwa OFDM adalah salah satu jenis dari multicarrier (FDM), tetapi memiliki efisensi pemakaian frekuensi yang jauh lebih baik. Pada OFDM overlap antar frekuensi yang bersebelahan diperbolehkan, karena masing-masing sudah saling orthogonal, sedangkan pada sistem multicarrier konvensional untuk mencegah interferensi antar frekuensi yang bersebelahan perlu diselipkan frekuensi penghalang (guard band), dimana hal ini memiliki efek samping berupa menurunnya kecepatan transmisi bila dibandingkan dengan sistem single carrier dengan lebar spektrum yang sama. Sehingga salah satu karakteristik dari OFDM adalah tingginya tingkat efisiensi dalam pemakaian frekuensi. Selain itu pada multicarrier konvensional juga diperlukan band pass filter sebanyak frekuensi yang digunakan, sedangkan pada OFDM cukup menggunakan FFT saja.
1. Kuat menghadapi frequency selective fading
Karakter utama yang lain dari OFDM adalah kuat menghadapi frequency selective fading. Dengan menggunakan teknologi OFDM, meskipun jalur komunikasi yang digunakan memiliki karakteristik frequencyselective fading (dimana bandwidth dari channel lebih sempit daripada bandwidth dari transmisi sehingga mengakibatkan pelemahan daya terima secara tidak seragam pada beberapa frekuensi tertentu), tetapi tiap sub carrier dari sistem OFDM hanya mengalami flat fading (pelemahan daya terima secara seragam). Pelemahan yang disebabkan oleh flat fading ini lebih mudah dikendalikan, sehingga performansi dari sistem mudah untuk ditingkatkan.
Teknologi OFDM bisa mengubah frequency selective fading menjadi flat fading, karena meskipun sistem secara keseluruhan memiliki kecepatan transmisi yang sangat tinggi sehingga mempunyai bandwidth yang lebar, karena transmisi menggunakan subcarrier (frekuensi pembawa) dengan jumlah yang sangat banyak, sehingga kecepatan transmisi di tiap subcarrier sangat rendah dan bandwidth dari tiap subcarrier sangat sempit, lebih sempit daripada coherence bandwidth (lebar daripada bandwidth yang memiliki karakteristik yang relatif sama). Perubahan dari frequency selective fading menjadi flat fading bisa diilustrasikan seperti gambar 4.
Tidak sensitif terhadap sinyal tunda
Keuntungan yang lainnya adalah, dengan rendahnya kecepatan transmisi di tiap subcarrier berarti periode simbolnya menjadi lebih panjang sehinnga kesensitifan sistem terhadap delay spread (penyebaran sinyal-sinyal yang datang terlambat) menjadi relatif berkurang.
5. Kelemahan
Sebagai sebuah sistem buatan menusia, tentunya teknologi OFDM pun tak luput dari kekurangan-kekurangan. Diantaranya, yang sangat menonjol dan sudah lama menjadi topik penelitian adalah frequency offset dan nonlinear distortion (distorsi nonlinear).
Frequency Offset
Sistem ini sangat sensitif terhadap carrier frequency offset yang disebabkan oleh jitter pada gelombang pembawa (carrier wave) dan juga terhadap Efek Doppler yang disebabkan oleh pergerakan baik oleh stasiun pengirim maupun stasiun penerima.
Distorsi Nonlinear
Teknologi OFDM adalah sebuah sistem modulasi yang menggunakan multi-frekuensi dan multi-amplitudo, sehingga sistem ini mudah terkontaminasi oleh distorsi nonlinear yang terjadi pada amplifier dari daya transmisi.
Sinkronisasi Sinyal
Pada stasiun penerima, menentukan start point untuk memulai operasi Fast Fourier Transform (FFT) ketika sinyal OFDM tiba di stasiun penerima adalah hal yang relatif sulit. Atau dengan kata lain, sinkronisasi daripada sinyal OFDM adalah hal yang sulit.
6. Beberapa studi
Guard interval
Pada OFDM, sinyal didesain sedemikian rupa agar orthogonal, sehingga bila tidak ada distorsi pada jalur komunikasi yang menyebabkan ISI(intersymbol interference) dan ICI(intercarrier interference), maka setiap subchannel akan bisa dipisahkan stasiun penerima dengan menggunakan DFT. Tetapi pada kenyataannya tidak semudah itu. Karena pembatasan spektrum dari sinyal OFDM tidak strict, sehingga terjadi distorsi linear yang mengakibatkan energi pada tiap-tiap subchannel menyebar ke subchannel di sekitarnya, dan pada akhirnya ini akan menyebabkan interferensi antar simbol (ISI). Solusi yang termudah adalah dengan menambah jumlah subchannel sehingga periode simbol menjadi lebih panjang, dan distorsi bisa diabaikan bila dipandingkan dengan periode simbol. Tetapi cara diatas tidak aplikatif, karena sulit mempertahankan stabilitas carrier dan juga menghadapi Doppler Shift. Selain itu, kemampuan FFT juga ada batasnya.
Pendekatan yang relatif sering digunakan untuk memecahkan masalah ini adalah dengan menyisipkan guard interval (interval penghalang) secara periodik pada tiap simbol OFDM. Sehingga total dari periode simbol menjadi

T total = T guard + T symbol (3)
Cara penyisipan diilustrasikan pada gambar 5, sedangkan efek dari penyisipan interval penghalang ini bisa diilustrasikan pada gambar.6.
7. Kombinasi dengan CDMA
Pada sekitar tahun 1994, ada beberapa paper yang mengusulkan kombinasi antara teknologi OFDM dengan teknologi CDMA (Code Division Multiple Access)[5][12][13][14], yaitu menggunakan OFDM untuk modulasi tiap stasiun dan menggunakan CDMA untuk multiple access, yaitu penggabungan sinyal-sinyal dari beberapa stasiun pengirim pada sebuah jalur komunikasi yang harus digunakan secara bersama. Tema penelitian ini cukup meramaikan jurnal-jurnal komunikasi tingkat internasional seperti IEEE Transaction on Communiation, IEEE Journal on Selected Areas of Communication, IEEE Vehicular Technology, dan lain-lain. Alasan utama banyaknya perhatian terhadap teknologi ini, karena kemampuannya untuk menggabungkan keistimewaan dari CDMA yang terkenal sangat tahan terhadap interferensi, dengan keistimewaan-keistimewaan dari OFDM seperti yang sudah disebutkan diatas. Metode OFDM CDMA ini juga memungkinkan pemakaian CDMA untuk pengiriman data berkekecapatan tinggi.
Demikian uraian singkat mengenai teknologi OFDM. Karena teknologi ini memiliki demikian banyak kelebihan khususnya dalam hal efisiensi pemakaian frekuensi dan kemampuan transmisi kecepatan tinggi, maka banyak penelitian-penelitian yang mencoba mengadopsi teknologi OFDM ini dengan teknologi-teknologi lain. Penelitian tersebut tentunya harus diiringi dengan perbaikan performansi dari teknologi OFDM itu sendiri. Sehingga masih banyak tema penelitian yang bisa dikembangkan dari teknologi ini.


Time-Division Multiplexing
Sejarah
TDM adalah suatu teknik synchronous yang ditemukan sejak Perang Dunia II untuk meghubungkan percakapan antara Churchill dan Roosevelt yang terpisahkan oleh samudera atlantik. Pada awal tahun 1960-an, seorang ilmuwan dari Laboratorium Graham Bell telah mengembangkan sitem T1 yang pertama pada Saluran Bank yang mengkombinasikan 24 suara digital dalam membacakan daftar hadir melalui suatu 4 buah batang tembaga yang terletak diantara saklar analog pada kantor pusat milik G.Bell. Sebuah saluran bank memili kecepatan 1.544 Mbits/s sinyal digital. Setiap sinyalnya terdiri dari 24 byte dan setiap byte mewakili sebuah telepon tunggal dengan sinyal rata-rata 64 Kbits/s. Saluran suatu bank menggunakan beberapa byte dengan posisi yang telah ditentukan untuk menentukan suara yang mana termasuk ke dalamnya.

Pengertian Time-Division Multiplexing
(TDM) adalah suatu jenis digital yang terdiri dari banyak bagian di mana teradapat dua atau lebih saluran yang sama diperoleh dari spektrum frekwensi yang diberikan yaitu, bit arus, atau dengan menyisipkan detakan-detakan yang mewakili bit dari saluran berbeda. Dalam beberapa TDM sistem, detakan yang berurutan menghadirkan bit dari saluran yang berurutan seperti saluran suara pada sistem T1. Pada sistem yang lainnya saluran-saluran yang berbeda secara bergiliran menggunakan saluran itu dengan membuat sebuah kelompok yang berdasarkan pada pulse-times (hal seperti ini disebut dengan time slot). Apakah yang menjadi ciri dari TDM yang tidak beraturan (kasar), adalah belum ditempatkannya time slot pada saluran-saluran ( channels ) yang telah ditentukan.
Proses Transmisi TDM
Akan ada beberapa sinyal informasi yang akan masuk ke dalam Multiplexer dari TDM, sinyal-sinyal tersebut memiliki bit rate yang rendah dengan sumber sinyal yang berbeda-beda. Ketika sinyal tersebut memasuki Multiplexer, maka sinyal akan melalui sebuah switch rotary yang menyebabkan sinyal informasi yang sebelumnya telah disampling itu akan dibuat berubah-ubah tiap detiknya. Hasil Output dari switch ini adalah merupakan gelombang PAM (Pulse Amplitude Modulation) yang mengandung sample-sample dari sinyal informasi yang periodic terhadap waktu.
Setelah melalui multiplex, sinyal kemudian ditransmisi dengan membagi-bagi sample inomasi berdasar (Hold Time/Jumlah Kanal). Kanal transmisi ini merupakan sebuah kanal dengan rangkaian yang disinkronisasikan. Kanal sinkron ini dibutuhkan untuk membangun tiap kelompok dari sample dan membagi sample-samle tepat ke dalam frame nya.
Ketika sinyal transmisi memasuki demultiplexer, gabungan sinyal yang ber-bit-rate tinggi (sinyal transmisi) dibagi-bagi kembali menjadi sinyal informasi seperti sinyal informasi awal yang ber-bit-rate rendah. Kemudian akan ada rotary switch pula disana yang akan mengarahkan sinyal-sinyal ke tujuan masing-masing dari sinyal itu.
Pada Multiplexer terdapat filter yang berfungsi melewatkan sinyal dengan frekuensi rendah, dan pada demultiplexer akan terdapat filter yang bertujuan untuk mendapatkan sinyal keluaran yang akan sama dengan sinyal informasi inputnya.


Contoh system untuk wireline telephony network
Pada Amerika bagian utara terdapat suatu system wireline untuk telephony system yang menggunakan proses TDM, yakni T1. Gelombang suara dari percakapan telephone di sample sekali setiap 125 msec, dan tiap sample di convert menjadi 8 bit data digital. Dengan menggunakan tehnik ini, kecepatan transmisi 64000 bits/sec dibutuhkan untuk mentransmit suara tersebut. T1 line sebenarnya merupakan sebuah channel yang mampu mentransmit pada kecepatan 1,544 Mbit/sec. Kecepatan transmit ini lebih besar disbanding kabel telephone pada umumnya, sehingga TDM digunakan untuk mengijinkan sebuah T1 line untuk membawa 24 sinyal suara yang berbeda. Dengan satu frame terdiri dari 193 bit, maka kecepatan tiap framenya:

Contoh penggunaan TDM
• PDH dan SDH transmisi jaringan baku
• GSM pada sistem telepon
• Saluran kiri-kanan pada sebuah kacamata yang menggunakan cairan Stereoskopis Crystle
TDM adalah rata-rata dari sinyal digital (sinyal analog yang membawa data digital) yang dapat dilaksanakan dengan alur transmisi tunggal dengan menyisipkan antar halaman bagian dari tiap sinyal pada waktunya. Penyisipkan dapat dilakukan pada bit atau blok bytes. Ini memungkinkan secara digital menyandi sinyal suara untuk dipancarkan dan diganti secara optimal dengan saklar sirkuit yang ada dalam sebuah jaringan. Artikel ini terdiri dari dua bagian yaitu Transmisi yang menggunakan TDM dan Synchronous Hirarki Digital ( SDH). Bagian yang pertama menguji prinsip dasar yang mendasari TDM, sedangkan bagian yang kedua mendiskusikan bagaimana SDH digunakan untuk mengganti tampilan TDM.
Transmisi menggunakan TDM
Di dalam sebuah sirkuit saklar untuk jaringan seperti pada jaringan telepon umum terdapat sebuah kebutuhan untuk memancarkan berbagai panggilan langganan sepanjang medium transmisi yang sama. Untuk memenuhi ini, para perancang jaringan menggunakan TDM. TDM menyertakan tombol (saklar) untuk menciptakan saluran (channel) yang dikenal sebagai anak sungai di dalam suatu arus transmisi. Sebuah sinyal standar suara mempunyai suatu luas bidang 64 kbit/s, yang ditentukan menggunakan Ukuran Sampling Nyquist'S. Jadi, jika layar (bingkai) TDM terdiri dari n (beberapa) layar (bingkai/frame) luas bidangnya atau bandwith-nya sebesar 64 Kbits/s.
Masing-masing suara dalam TDM disebut suatu saluran (channel) atau anak sungai. Di dalam sistem benua Eropa, TDM berisi 30 suara digital dan di dalam sistem Amerika, TDM berisi 24 suara digital. Kedua standar juga berisi ruang ekstra untuk memberi sinyal dan sinkhronisasi data.
TDM yang lebih dari 24 atau 30 suara digital disebut Higher Order Multiplexing (HOM).HOM terpunuhi atas standar dari TDM. Sebagai contoh, 120 saluran TDM milik benua Eropa dibentuk dengan terdiri dari empat standar baku yang terdiri dari 30 saluran TDM setiap standar bakunya. Pada masing-masing HOM, 4 TDM dari urutan yang lebih rendah dikombinasikan. Sebuah sinyal standar suara mempunyai suatu luas bidang n x 64 kbit/s, di mana n = 120, 480, 1920
Synchronous Hirarki Digital (SDH)
Plesiochronous Hirarki Digital (PDH) telah dikembangkan sebagai standard untuk HOM. PDH menciptakan angka-angka saluran yang lebih besar dengan standarisasi 30 saluran chanel TDM yang digunakan di Eropa.. Solusi ini bekerja hanya sesaat karena masih terdapat banyak kelemahan sehingga diciptakan SDH.Hal-hal yang dapat membantu pengembangan SDH antara lain :
• Jadilah synchronous - Semua waktu di dalam sistem itu mengikuti suatu jam (waktu) acuan.
• SDH harus mengarahkan akhir pertukaran ke akhir pertukaran lagi tanpa kekhawatiran akan pertukaran di tengahnya, di mana lebar pita (bandwith) dapat dipesan pada suatu tingkatan untuk suatu periode waktu yang telah ditetapkan.
• Ikutkan layar (frame) dari berbagai jenis ukuran untuk dipindahkan atau dimasukkan ke dalam SDH.
• Sangat mudah untuk dikendalikan dengan kemampuan memindahkan data manajemen ke jaringan yang lain.
• Periapkan pemulihan tingkat tinggi dari kesalahan.
• Perisapkan rata - rata data dengan level tinggi dengan berbagai ukuran,
• Berikan penanggulangan terhadap bit eror

SDH telah menjadi protokol transmisi yang utama di kebanyakan jaringan telepon umum.Hal itu telah dikembangkan untuk mengikuti arus 1.544 Mbit/S agar supaya tercipta SDH yang lebih besar yang dikenal dengan Synchronous Transport Modules (STM). STM-1 terdiri dari arus lebih kecil yaitu 155,52 Mbit/S. SDH dapat disamakan dengan Ethernet, PPP dan ATM.
Selagi SDH dianggap sebagai suatu protokol transmisi ( lapisan 1 pada model OSI), SDH juga memberikan beberepa fungsi seperti :
• SDH Crossconnect : adalah sebuah versi SDH dari Time-Space-Time. Ia menghubungkan beberapa saluran pada beberapa masukan untuk dimasukkan ke beberapa saluran pada beberapa keluarannya. SDH Crossconnect digunakan pada perpindahan pertukaran, di mana semua masukan dan keluaran dihubungkan ke pertukaran lainnya.
• SDH Add-Drop Multipiplexer : SDH - ADM dapat menambahkan atau mengeluarkan setiap multiplexed sampai 1.544Mb. Di bawah tingkatan ini, TDM standar dapat dilakukan. SDH-ADM dapat juga melaksanakan tugas dari sebuah SDH Crossconnect dan digunakan pada pertukaran akhir di mana saluran dari para langganan dihubungkan langsung ke jaringan telepon umum.
Jaringan SDH memiliki fungsi untuk menghubungkan penggunaan serat optik dengan kecepatan tinggi. Serat optik menggunakan denyut/detak cahaya untuk memindahkan data dan memang prosesnya sangat cepat . Perpindahan serat optik secara modern menghasilkan Wavelength Division Multiplexing (WDM) atau pembagian gelombang yang sangat panjang di mana sinyal dipancarkan ke seberang dengan panjang gelombang yang berbeda, sehingga harus menciptakan saluran tambahan untuk keperluan transmisi.







Statistical Time-division Multiplexing (STDM)
Pengertian Statistical Time-division Multiplexing (STDM)
STDM adalah lanjuatan versi dari TDM di mana alamat terminal kedua-duanya dan data dirinya dipancarkan bersama-sama untuk menghasilkan sebuah jalur yang lebih baik. Penggunaan STDM membolehkan luas bidang (bandwith) untuk dipisah menjadi 1 baris. Banyak perguruan tinggi dan kampus menggunakan TDM jenis ini untuk secara mendistribusikan luas bidang (bandwith-nya). Jika ada satu 10MBit yang masuk ke dalam sebuah bangunan, STDM dapat digunakan untuk menyediakan 178 terminal dengan 56k koneksi ( 178* 56k= 9.96Mb). Suatu penggunaan yang lebih umum bagaimanapun adalah hanya mewariskan luas bidang (bandwith) ketika itu banyak diperlukan.





















Daftar Pustaka
1. From wilkipedia jum to:Navigation
2. .S.Chow, J.C.Tu, J.M.Choffi," A discrete multitone transceiver system for HDSL applications," IEEE J.Selected Areas,Vol.SAC-9, NO.6, August 1991, pp.909-919.
3. H.M.Price,"CD by radio: Digital Audio Broadcasting", IEE Review, April 1992,vol.38, pp.131-135.
4. R.Prasad, S.Hara,"An overview of multi-carrier CDMA" IEEE Communication Magazine, Desember 1997, pp 126-133.
5. K.Fazel, L.Papke,"On the performance of convolutionally coded CDMA/OFDM for mobile communication system,"Proc. IEEE PIMRC 1993, Septembert 1993, pp.468-472.
6. V.M.DaSilva, E.S.Sousa,"Performance of orthogonal CDMA codes for quasi-synchronous communication systems,"Proc. IEEE ICUPC ’93, October 1993, pp.995-999.
7. Y.Wu, B.Caron,"Digital Television Terrestrial Broadcasting" IEEE Communication Magazine, May 1994, pp 46-52.
8. H.Sari, G.Kalam, I.Jeanclaude,"Transmission Techniques for Digital Terrestrial TV Broadcasting" IEEE Communication Magazine, February 1995, pp 100-109.
9. A.Tsuzuku,"OFDM hencho sono jissai" Electronics, Desember 1996.
10. R.W.Chang,"Orthogonal frequency division multiplexing," US Patent 3 488 445, issued Jan 6, 1970.
11. E.A. Sourour, M.Nakagawa,"Performance of Orthogonal Multicarrier CDMA in a Multipath Fading Channel," IEEE Transactions on Communications, vol.44,No.3,March 1996, pp. 356-367.
12. S.B.Weinstein, P.M.Ebert,"Data transmission by frequency division multiplexing using the discrete Fourier transform," IEEE Transactions on Communications, vol. Com-19, 1971m pp.628-634.
13. J.A.C.Bingham,"Multicarrier modulation for data transmission: An idea whose time has come," IEEE Communication Magazine, May 1990, pp.5-14.
14. L.J.Cimini," Analysis ad simulation of a digital mobile channel using orthogonal frequency division multiplexing,"IEEE Transaction on Communication, vol.Com-33,no.7, July 1985, pp.665-675.
15. P.S.Chow, J.C.Tu, J.M.Choffi," Performance evaluation of a multichannel transceiver system for ADSL and VHDSL services," IEEE J.Selected Areas,Vol.SAC-9, NO.6, August 1991, pp.909-919.

0 komentar: